KKN UAD Ikut Sukseskan Kegiatan Merti Padukuhan Popohan
Padukuhan Popohan merupakan sebuah padukuhan yang terletak di Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo. Padukuhan ini terdiri atas 2 RW yakni RW 49 dan RW 50 serta 4 RT yakni RT 97, RT 98, RT 99, dan RT 100. Dikelilingi oleh beberapa bukit kecil, membuat warga Popohan dapat menikmati pemandangan bukit dari berbagai penjuru padukuhan.
Padukuhan Popohan memiliki sebuah tradisi yaitu Merti Padukuhan, sebuah tradisi yang biasa dilakukan dengan kegiatan kirab budaya menggunakan busana adat Yogyakarta. Merti sering disebut juga dengan bersih desa, hakikatnya sama dengan makna simbol rasa syukur masyarakat kepada Sang Pencipta atas apa yang telah diberikan. Karunia tersebut dapat berupa rezeki yang melimpah, keselamatan, ketenteraman, serta keselarasan hidup seluruh warga.
Acara Merti Padukuhan dilaksanakan selama 3 hari dengan menggandeng mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Unit XIV.D1. Sebelum prosesi dimulai, diawali dengan pembersihan makam leluhur kemudian membersihkan lingkungan padukuhan. Sementara itu, acara puncak meliputi kirab budaya, umbul dungo, kembul bujono, dan pahargyan (selawat Al-Barzanzi) yang dilakukan pada Minggu 26 Februari 2023 pukul 09.00–23.00 WIB di Padukuhan Popohan.
Pertama-tama, warga berkumpul di kediaman Kepala Dukuh Popohan. Kemudian berjalan beriring-iringan menuju halaman masjid Al-Iman yang jaraknya kurang lebih 500 meter. Acara ini dimeriahkan oleh masyarakat dengan membawa gunungan yang berisi hasil bumi dan 6 tumpeng nasi beserta lauk pauk.
Kegiatan merti juga dihadiri oleh seluruh masyarakat Padukuhan Popohan dan pemangku kebijakan seperti tim monitoring Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Kulon Progo, Panewu Kalibawang, Kepala Polsek Kalibawang, Komandan Koramil Kalibawang, Lurah Banjararum, serta koordinator seni dan budaya Kapanewon Kalibawang.
“Acara merti dilakukan tidak hanya sekadar untuk kesenangan, melainkan di dalam rangkaian acara tersebut terdapat silaturahmi, gotong royong, dan keharmonisan dalam melestarikan budaya,” jelas Eko Suprianto selaku perwakilan Kapanewon Kalibawang.
Terakhir, proses merti dilakukan sebagai wujud silaturahmi, kekeluargaan, guyub rukun, gotong royong, kebersamaan, keakraban, tepa salira, dan harmonis. Sederetan makna dari acara dapat menggambarkan suasana yang terpancar dari berlangsungnya tradisi Merti Padukuhan Popohan. Sangat perlu bagi kita sebagai generasi penerus bangsa untuk tetap melangsungkan adat dan istiadat nenek moyang karena jika kita tidak melestarikan dan memperkuat budaya maka lambat laun tidak akan ada lagi upacara adat yang bernama Merti Padukuhan. (nia/frd)