UAD Gelar Pengajian Tahun Baru 1445 Hijriah
Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan pengajian dalam rangka menyongsong Tahun Baru Hijriah 1445 H dengan tajuk “Islam dan Spiritualitas Generasi Z: Tantangan dan Strategi bagi PTMA”. Acara digelar pada Jumat, 14 Juli 2023 secara luring di Masjid Islamic Center Kampus Utama UAD dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube LPSI UAD. Rektor dan Wakil Rektor UAD, pejabat struktural, dosen, dan tenaga kependidikan, serta mahasiswa turut hadir dalam pengajian ini.
Rahmadi Wibowo, Lc., M.A., M.Hum. selaku Kepala LPSI UAD menuturkan, “Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin dalam rangka untuk menguatkan pemahaman kita khususnya terkait dengan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Momen kali ini terkait tentang tahun baru hijriah, tentu kita harus sangat paham bahwa ibadah-ibadah kita itu ditentukan melalui kalender hijriah. Maka, kita harus sangat paham dengan penentuan dan metode yang digunakan. Secara periodik dari LPSI akan terus membagikan produk-produk dari Muhammadiyah, hari ini yang dibagikan adalah buku Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah yang ke-3.”
“Semoga tahun ini secara bertahap, semua dosen dan tenaga pendidik sudah memiliki HPT sehingga nanti pengajian maupun kajian di fakultas, di prodi, maupun di unit bisa menjadi acuan. Begitulah harapan kami, sehingga produk-produk di Muhammadiyah khususnya bidang keagamaan dari Majelis Tarjih bisa dipahami dengan baik. Sehingga apa yang kita laksanakan ibadah itu sesuai dengan tuntunan tarjih,” ucap Rahmadi.
Dalam sambutannya Dr. Muchlas, M.T. selaku Rektor UAD mengucapkan, “Pengajian pada pagi hari ini adalah salah satu bentuk spirit dalam rangka untuk terus menjaga kegiatan-kegiatan yang bersifat keruhanian di UAD. Kebetulan pagi hari ini bertepatan dengan hari-hari menjelang 1 Muharram 1445 H, yang kita semuanya telah merasakan ditetapkan sebagai tahun baru Islam. Hari ini kita akan memperoleh pencerahan terkait dengan karakteristik generasi Z yang merupakan tantangan bagi kita semua, terutama di dalam mempersepsikan dirinya dalam bidang keagamaan. Sebab, sekarang hampir dipastikan sudah tidak ada lagi generasi milenial di mahasiswa kita. Hampir semuanya sekarang merupakan generasi Z atau sering disebut dengan post millennial yang memiliki karakteristik sendiri. Belajar sudah tidak dengan buku lagi, belajar agama sudah tidak lagi dialog dengan orang-orang ahli agama, tetapi sekarang ini cukup dengan membuka ponsel kemudian googling sudah mendapat informasi yang diperlukan.”
Ia menambahkan, “Perlu kami sampaikan bahwa visi kita yang disusun di dalam statuta terbaru tahun 2022 yang menunjukkan bahwa kita ingin menjadi perguruan tinggi yang unggul dan inovatif, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan umat manusia, serta dijiwai oleh nilai-nilai keislaman. Oleh sebab itulah, mari bapak dan ibu tetap bersemangat apa pun keadaannya kita tetap memiliki spirit yang tinggi untuk memajukan UAD dalam mencapai visi kita bersama. Insyaallah nilai-nilai yang telah dikembangkan oleh kita semua, baik nilai yang sifatnya implisit di luar nilai-nilai resmi yang tercantum di dalam dokumen statute yakni keikhlasan, kebersamaan, semangat yang tinggi dan seterusnya, serta nilai-nilai yang secara eksplisit tercantum di dalam statuta yakni inovatif, profesional dan dedikatif, dapat kita laksanakan dengan sebaik-baiknya dalam pergaulan sehari-hari di UAD. Ada satu nilai yang saya kira perlu untuk terus dipupuk adalah nilai keikhlasan. Mari kita tumbuhkan nilai keikhlasan ini dalam memajukan dan menyejahterakan UAD.”
Acara itu juga menghadirkan pemateri Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. yang merupakan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. “Setelah membaca beberapa jurnal, generasi Z merupakan lanjutan dari generasi Y. Banyak teori yang berkenaan dengan definisi penamaan generasi ini, teori yang satu dengan yang lainnya memang agak tumpang tindih. Namun menurut saya abaikan saja perdebatan itu, poinnya lebih cenderung untuk menggunakan generasi muda. Jika kita lihat dalam konteks spiritualitas, budaya, dan ekonomi, memang mereka ini memiliki ciri-ciri yang secara distingtif itu berbeda dengan generasi sebelumnya. Sehingga karena itu, PP Muhammadiyah dalam keputusan Muktamar Surakarta mengangkat spiritualitas generasi milenial sebagai salah satu dari isu strategis keumatan dan kebangsaan. Sebab memang secara spiritualitas generasi ini memiliki karakteristik dan juga tingkat spiritualitas yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya,” tuturnya. (Zah)