Majukan AUM, UAD Beri Bantuan dan Buka Ruang Diskusi
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali membuka ruang diskusi rutin bersama guru-guru Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di kawasan Ring of Merapi, tepatnya di Wisata Sains Merapi Valley, Sidorejo, Turi, Sleman, pada Rabu, 30 Agustus 2023. Kegiatan ini disertai pemberian bantuan dana kepada TK dan SD melalui Lembaga Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Lazis) UAD.
Turut hadir Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T., Kepala Lazis UAD Thonthowi, S.Ag., M.Hum. beserta jajarannya, Manager Merapi Valley sekaligus Profesor Fisika UAD Prof. Drs. Hariyadi, M.Sc., Ph.D., Kepala Sekolah Dasar yang terdiri atas SD Muhammadiyah Girikerto dan komite, SD Muhammadiyah Balerante, dan SD Muhammadiyah Ngepring. Selain itu Kepala Taman Kanak-Kanak yakni TK ABA Nganggring dan komite, TK ABA Kemirikebo, TK ABA Ponosaran, dan TK ABA Balerante.
“Berhimpun itu penting. Dan, ini merupakan kali kedua. Awalnya, memang hanya membina (membantu) SD Muhammadiyah Girikerto dan TK ABA Nganggring. Namun, kini sudah meluas. Kita harus saling menguatkan dan memiliki semangat yang tinggi di tengah-tengah kurangnya sumber daya (resourse),” terang Muchlas.
Permasalahan yang menjadi topik diskusi berkutat di persoalan upaya-upaya memajukan AUM, perkembangan peserta didik dan tenaga pendidik, hingga sarana dan prasana (fasilitas) pendidikan.
“Kami ingin memajukan AUM, khususnya di sekitar Ring of Merapi. Sederhananya, kami ingin anak-anak mampu meraih masa depan yang gemilang. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di sini adalah angkat pasir. Oleh karena itu, mahasiswa UAD kami libatkan untuk meneliti pasir. Ini merupakan upaya ekspansi ide yang tidak bisa ditiru oleh orang lain,” jelas Hariyadi.
Isu pokok yang menjadi perhatian adalah kesenjangan pendidikan di kota dan daerah. Beberapa kepala sekolah menuturkan kekhawatirannya mengenai besaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Berkenaan dengan hal itu, UAD melalui Lazis memberikan bantuan dana SPP kepada 10 peserta didik per bulan di tiap sekolah.
“Kami memberikan bantuan SPP kepada 92 sekolah. Namun, baru 10 peserta didik di tiap sekolah yang dapat kami bantu. Dan, masih sangat memungkinkan untuk ditingkatkan,” tutur Thonthowi.
Bantuan yang diberikan diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan sumber daya manusia dalam wujud pendidikan. Pelaporan progres peserta didik, tenaga pendidik yang berkualitas, hingga sarana prasarana yang mumpuni, menjadi indikator kemajuan yang diupayakan. (nov)