Mahasiswa KKN UAD Bangkitkan Lorong Sayur di Karangkajen, Yogyakarta
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif 89 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung di Unit II.A.1 bersama warga RW.10 Karangkajen, Mergangsan, Yogyakarta berhasil menghidupkan kembali kegiatan lorong sayur.
Lorong sayur adalah bukti nyata kreativitas masyarakat dalam sumbangsih merawat alam. Pemanfaatan lahan terbatas dapat direalisasikan dengan penanaman tanaman sayur yang menyatu dengan tembok warga. Ada banyak keuntungan, selain mempercantik lorong jalanan, seluruh tanaman yang telah siap panen dapat dipanen oleh setiap warga yang ingin mengolahnya. Namun tak bisa dipungkiri, jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal tentu membutuhkan perawatan yang tekun.
Proyek ini dilaksanakan oleh Prayogo Bambang Sudarminto, selaku Ketua Unit II.A.1, bersama rekan timnya, Alfin Jonison, Tito Ariefien Moesa, Ryanetta Octavia, Diana Pungki Astri Ivo, Fakhrun Nisaa Azzahraani, Yesi Fitriyani, Mufida Nidaul Azzahra, Zakariya, dan bekerja sama dengan seluruh warga RW.10 Karangkajen, Mergangsan.
Yogo menjelaskan bahwa perawatan lorong sayur bukanlah hal yang mudah. Menurutnya, diperlukan ketekunan dalam merawat tanaman sayur agar tanaman tersebut tidak layu. “Biasanya, teman-teman anggota KKN akan secara bergantian merawat dan menyiram tanaman di lorong sayur tersebut.” ungkapnya.
Sementara Lili, Ketua RW.10 Karangkajen, mengaku kehadiran KKN UAD memberikan bantuan yang cukup signifikan bagi warga setempat. “Kami merasa sangat terbantu dengan adanya mahasiswa UAD. Lorong sayur ini tidak hanya mempercantik lingkungan saja, melainkan juga memberikan banyak manfaat bagi masyarakat di sekitar. Ketika sayur siap panen, siapa pun boleh memetiknya untuk diolah. Selian itu, bangkitnya lorong sayur ini, dapat menjadi modal utama bagi kami untuk mengikuti lomba Proklim.”.
Adapun jenis sayuran yang ditanam meliputi sayur kangkung, bayam, dan sawi. Sementara pengerjaan lorong sayur dilakukan beberapa tahapan, mulai dari penyiapan tanah, pengisian tanah pada pot gantung, penanaman bibit, hingga penyiraman yang dilakukan secara teratur untuk memperoleh hasil sayuran yang bagus dan segar.
Pelaksanaan program ini tidak hanya menjadi kegiatan bakti sosial terhadap masyarakat sekitar lokasi KKN, tetapi sebagai upaya konkret dalam mewujudkan ketahanan pangan lokal dan kesadaran akan keberlanjutan lingkungan. Terutama upaya mengikuti ajang lomba Proklim, menjadi panggung positif bagi para masyarakat untuk menunjukkan kontribusi nyata dalam menjaga ekosistem dan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Hidupnya kegiatan lorong sayur diharapkan dapat menginspirasi untuk warga sekitar. (Doc)