Mempelajari Naming Practice di Masyarakat dari Berbagai Sudut Pandang
Presentasi Dr. Ajar Pradika Ananta Tur, S.S., M.A. dalam kuliah umum yang diselenggarakan Program Studi Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berlangsung sangat menarik. Ia menjelaskan materi mengenai naming practice yang ada di masyarakat Jawa. Konsep tentang makna nama memang menjadi diskusi menarik dalam berbagai budaya dan pandangan.
Pada acara yang dilaksanakan pada Rabu 20 Desember 2023 tersebut, Ajar Pradika menjelaskan bahwa meskipun dalam budaya Barat ada pemikiran bahwa esensi suatu hal tidak sepenuhnya tergantung pada namanya, pandangan ini bisa berbeda dalam budaya lain, seperti yang ditekankan dalam ajaran Islam.
Misalnya pendapat William Shakespeare tentang “Apa arti sebuah nama?” menyoroti esensi dari identitas yang lebih dalam daripada sekadar sebuah label. William Shakespeare mengatakan, “Whats in a name, that which we call a rose by any other name would smell as sweet” yang artinya “Apalah arti sebuah nama? Andai kata kamu memberikan nama lain untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi.”
Pemberian nama dalam Islam memiliki makna yang dalam, bukan hanya sekadar label. Ini merupakan cara untuk menghormati, memberkati, dan memberikan doa bagi individu yang dinamai. Pandangan tersebut tentu memberikan perspektif yang berbeda dari sudut pandang budaya Barat yang lebih bersifat tidak memandang nama sebagai sesuatu yang penting.
Dalam era digital seperti sekarang, referensi tentang arti nama sering kali dapat ditemukan dengan mudah di internet. Namun, sepertinya terdapat perbedaan antara apa yang disarankan dalam artikel-artikel tersebut dengan realitas arti nama sesungguhnya. Sehingga informasi di internet perlu diperiksa dan diverifikasi secara saksama sebelum dijadikan acuan. Sepertinya ada kesenjangan antara apa yang dijanjikan oleh referensi daring dengan apa yang sebenarnya terkandung dalam makna nama. (syf)