KKN MAs dan Kelompok Disabilitas Sejahtera Desa Puhgogor Buat Sabun Cuci Piring
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Muhammadiyah ‘Aisiyah se-Indonesia (MAs) Kelompok 33 yang bertempat di Sukoharjo, Jawa Tengah, mengadakan pelatihan pembuatan sabun cuci piring yang dihadiri oleh seluruh anggota self-help group (SHG) Kelompok Disabilitas Sejahtera Puhgogor. Acara dimulai pada pukul 09.00 hingga 11.30 WIB yang bertempat di Kantor Lurah Desa Puhgogor. Pelatihan ini secara bersamaan pada acara pertemuan rutin disabilitas setempat.
Tujuan kegiatan untuk menciptakan ruang yang inklusif dan dukungan bagi semua anggota komunitas disabilitas dan menciptakan kesatuan yang kuat agar seluruh anggota dapat saling mendukung serta bertukar pengalaman. Selain itu, pertemuan tersebut merupakan sarana penting untuk mengembangkan keterampilan peserta untuk kehidupan sehari-hari, juga berfungsi sebagai forum advokasi yang dapat dikembangkan bersama untuk memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas. Tidak hanya berfokus pada aspek fisik saja, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional para anggotanya.
Salah satu anggota kelompok 33 yang merupakan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Dian Shesylia Putri, memberikan penjelasan tentang tata cara atau proses dari pembuatan sabun cuci piring bagi penyandang disabilitas.
“Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan sabun cuci piring ini mudah sekali ditemukan dan harganya pun terjangkau. Proses pembuatan yang tidak memakan banyak waktu dan praktis, membuat para penyandang disabilitas nantinya dapat membuat sendiri di rumah masing-masing,” ujar Dian.
Selama sesi pelatihan, para disabilitas bergantian melakukan praktik langsung menggunakan bahan yang telah disiapkan oleh tim. Setelah praktik usai, mereka juga diperkenankan untuk membawa hasil karyanya ke rumah masing-masing.
Salah satu anggota disabilitas, Sri Mulyani, mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat membantu dirinya untuk lebih bersemangat lagi. “Ternyata masih banyak yang belum saya ketahui karena terkendala pada informasi. Pelatihan ini sangat membantu saya dan teman-teman disabilitas untuk lebih semangat dan kalau mereka bisa saya juga harus bisa,” katanya.
Kegiatan tersebut juga diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi penyandang disabilitas. Tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga dapat menjadi pribadi yang lebih mandiri dan berpartisipasi aktif dalam perekonomian, sehingga mendorong inklusi yang berkelanjutan di masa depan. (Dian)