Mahasiswa UAD Raih Gold Medal di SIC 2024
Tim mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Di bawah bimbingan Iis Suwartini, M.Pd., tim yang beranggotakan Pramudya Wijaya, Shaldhan Bayu Yuska, Mufti Putri Dewi Buana, dan Mawar Ledya Serli, berhasil meraih gold medal dalam ajang Smart Innovation Competition (SIC) 2024 yang diadakan pada 27 hingga 28 September 2024.
Topik yang dipilih oleh tim ini mengangkat isu kekerasan seksual, sebuah masalah yang masih banyak terjadi di masyarakat. Tim berfokus pada pentingnya edukasi seksual bagi remaja, khususnya siswa penyandang disabilitas, yang sering kali menjadi kelompok rentan dalam menghadapi kekerasan seksual. “Permasalahan ini jarang dibicarakan oleh remaja, padahal penting untuk dipahami sebagai upaya perlindungan diri,” ungkap Mufti.
Karya yang diajukan tim tersebut terdiri atas dua produk utama, yakni board game edukatif Jagratara dan aplikasi sex education games Jagratara. Kedua produk didesain sebagai media pembelajaran inovatif yang memberikan pemahaman kepada siswa disabilitas tentang cara mencegah kekerasan seksual, sekaligus mendukung pendidikan inklusif. Produk ini juga sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4, yaitu menjamin mutu pendidikan yang inklusif dan setara bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.
Hal yang menarik dari karya tersebut adalah desain tematiknya yang mengusung unsur wisata dari Sumbu Filosofi Yogyakarta, sebagai bentuk promosi budaya sekaligus menonjolkan kekhasan lokal dalam produk inovasi pendidikan.
Persiapan tim sebelum mengikuti lomba ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari brainstorming ide inovatif hingga membuat konsep stand booth untuk pameran produk mereka. “Kami juga melatih presentasi dan mempersiapkan jawaban untuk sesi tanya-jawab dengan juri,” jelas Mufti.
Mereka merasa bangga bisa berkompetisi di tingkat internasional dan mengakui bahwa pengalaman ini mengajarkan mereka banyak hal, terutama dalam menjalin relasi global dan membangun kepercayaan diri. “Ini adalah lomba internasional pertama kami, dan kami belajar untuk lebih percaya diri serta peka terhadap isu-isu global yang membutuhkan inovasi.”
Tim berharap pengalaman mereka bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa lain yang ingin berpartisipasi dalam lomba serupa. Mereka menekankan pentingnya persiapan yang matang dan kerja sama tim yang solid. “Kunci sukses adalah saling berkomunikasi dan mencari masukan dari mentor, dosen, serta praktisi yang berpengalaman agar ide yang diajukan lebih berkualitas,” tutup Mufti. (Naf)