HMPS Biologi UAD Lestarikan Alam Lewat Kegiatan Tanam Mangrove
Ancaman perubahan iklim semakin nyata, abrasi pantai mengancam sejumlah wilayah di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan menanam mangrove. Akar mangrove yang kuat dan rapat mampu menahan gelombang dan arus laut sehingga mencegah terjadinya erosi pantai. Mengatasi hal tersebut Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melaksanakan kegiatan biocare pada Minggu, 6 Oktober 2024, bertempat di Pantai Baros, Bantul, Yogyakarta.
Bertemakan “Roots of Hope: Tanam Mangrove, Tumbuhkan Masa Depan”, HMPS Biologi mengajak mahasiswa dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan biocare Inisiatif ini hadir sebagai upaya nyata dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, khususnya ekosistem pesisir yang semakin rentan.
Tsalisa Yuniar selaku ketua panitia menyampaikan bahwa motivasi utama panitia adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, akan pentingnya ekosistem mangrove dalam menjaga keseimbangan lingkungan, mencegah abrasi, dan mendukung keanekaragaman hayati. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian lingkungan melalui tindakan langsung seperti penanaman bibit mangrove, pembersihan pantai, dan edukasi lingkungan. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan akan tercipta kepedulian yang lebih besar terhadap kelestarian lingkungan pesisir.
Lebih lanjut, panitia melibatkan peserta secara aktif melalui berbagai tahapan kegiatan. Sebelum acara dimulai, peserta diberikan edukasi mendalam mengenai pentingnya ekosistem mangrove, mulai dari fungsinya sebagai penahan abrasi hingga perannya sebagai habitat bagi berbagai biota laut. Selama proses penanaman, para peserta mendapatkan panduan langsung dari para ahli sehingga mereka dapat menanam bibit mangrove dengan benar. Selain itu, berbagai aktivitas kolaboratif seperti outbound diselenggarakan untuk memperkuat semangat kerja sama dan meningkatkan pemahaman peserta tentang pentingnya menjaga lingkungan.
“Tantangan terbesar adalah logistik dan koordinasi, terutama dalam memastikan peralatan dan bibit mangrove tersedia tepat waktu serta menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu. Selain itu, melibatkan peserta dalam jumlah besar dan memastikan mereka memahami pentingnya kegiatan ini juga merupakan tantangan, termasuk menjaga semangat dan antusiasme peserta sepanjang acara,” tambah Tsalisa
“Panitia berharap acara ini dapat memperkuat semangat kolaborasi antara berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat, dengan bekerja sama, kita dapat mencapai tujuan yang lebih besar dalam upaya pelestarian mangrove. Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat menginspirasi lahirnya inisiatif-inisiatif baru yang berfokus pada pelestarian lingkungan. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian alam,” tutup Tsalisa dalam wawancaranya. (Lin)