Inclusive Hackathon 2024: Turnamen Pemrograman untuk Sahabat Tuli
Dalam upaya memperkuat pendidikan inklusif sekaligus mendorong inovasi di bidang teknologi, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi tuan rumah Inclusive Hackathon 2024 yang diselenggarakan pada 11 Desember 2024 di Educator Hall Kampus IV UAD. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan kesempatan kepada sahabat tuli menunjukkan keahlian di bidang pemrograman. Inclusive Hackathon 2024 juga diadakan untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional. Turnamen ini sekaligus menjadi ajang penutup dari rangkaian lokakarya Animation Workshop Utilizing SCRATCH Programming Software for Deaf Students on the Topic of Disaster, sebuah inisiatif yang didukung oleh International Visitor Leadership Program (IVLP) Impact Awards 2024.
Proyek yang dikelola dengan dukungan dana dari U.S. Department of State’s Bureau of Educational and Cultural Affairs with Meridien International Center as the Implementing Partner. Proyek ini disusun oleh Yudhiakto Pramudya, Ph.D. selaku dosen Magister Pendidikan Fisika UAD bersama United States Agency for International Development (USAID) yang telah berlangsung dari Juli sampai Desember 2024. Lokakarya selama 7 pekan ini dihadiri para siswa dari SLB Negeri 2 Bantul, SLB Wiyata Dharma 1 Sleman, SLB Wiyata Dharma 3 Sleman, dan SLB Damayanti Sleman.
Para siswa diperkenalkan dengan konsep pemrograman melalui perangkat lunak SCRATCH yang berfokus pada pemecahan masalah kontekstual terkait mitigasi bencana. Melalui pendekatan berbasis proyek, siswa tidak hanya memahami kode, tetapi juga mengembangkan solusi inovatif untuk menghadapi tantangan nyata seperti erupsi gunung berapi dan gempa bumi.
Tak ketinggalan, Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T. yang sekaligus membuka kegiatan, pun mengapresiasi konsistensi perhatian para dosen UAD terutama di Pusat Studi Astronomi (Pastron) UAD dalam pendidikan inklusif khususnya dalam keahlian pemrograman.
Yudhiakto Pramudya selaku project awardee bersama dua mahasiswa yakni Radha Firaina dan Muhammad Maulidan, menyusun materi turnamen yang bertajuk “Disaster Game on Merapi Eruption and Earthquake”. Turnamen ini diharapkan dapat menginspirasi peserta dan audiens tentang bagaimana pendidikan STEM yang inklusif mampu menjadi alat pemberdayaan. Hal ini juga membuka jalan baru bagi siswa disabilitas untuk terlibat aktif dalam dunia kerja berbasis teknologi.
Dalam pelaksanaannya, Inclusive Hackathon 2024 tidak hanya menguji keterampilan teknis dan kemampuan presentasi siswa, tetapi juga berfungsi sebagai media untuk mempertemukan berbagai pihak, termasuk pengelola sekolah, akademisi, pemerintah, dan pengusaha. Kolaborasi lintas sektor ini juga bertujuan untuk membangun jejaring yang mendukung pengembangan pendidikan inklusif, sekaligus menciptakan peluang baru untuk siswa disabilitas dalam dunia kerja bidang STEM.
Rikzi Atina dari USAID selaku mitra penyusun proyek menegaskan bahwa inisiatif ini perlu didesain tindak lanjutnya untuk skala yang lebih luas dan berkelanjutan. USAID senantiasa mendukung pendidikan yang lebih inklusif bagi seluruh siswa dengan segala kemampuan belajarnya untuk siap berkarier di bidang digital.
Kegiatan tersebut menegaskan bahwa para sahabat tuli memiliki potensi besar dalam bidang pemrograman dan inovasi teknologi. Hal ini sejalan dengan rencana Pemerintah Indonesia yang akan mengenalkan pelajaran coding ke sekolah. Siswa tuli juga dapat berkontribusi secara nyata dalam pengembangan media edukasi, khususnya yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
Kehadiran mitra dari dalam dan luar negeri, termasuk dukungan dari pemerintah Amerika Serikat, memberikan energi positif dalam memperjuangkan kesetaraan akses pendidikan STEM. Perwakilan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Pusat Studi Layanan Disabilitas UAD, LabMu, Peace Corps, dan Amazon AWS sebagai juri, mampu memberikan inspirasi bagi siswa tuli untuk terus semangat mengembangkan diri dan bermanfaat bagi masyarakat terutama dalam bidang komputasi dan edukasi bencana.
Yudhiakto menegaskan bahwa, “Tidak semua target orang disabilitas bekerja di bidang STEM harus terwujud sekarang, tetapi langkah mewujudkannya harus diperjuangkan dari sekarang.” Pernyataan ini mencerminkan semangat yang menjadi inti dari Inclusive Hackathon 2024, yaitu menjadikan pendidikan dan teknologi sebagai alat pemberdayaan yang berkelanjutan.
Kepala Sekolah SLB Wiyata Dharma 3 menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan sehingga siswa dapat mengenal coding. Dengan antusiasme para peserta, dukungan pemangku kepentingan, dan inovasi yang dihasilkan, acara ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mendorong pendidikan STEM yang inklusif dan memberdayakan. Gerakan tersebut akan terus bergulir sebagai upaya siswa disabilitas senantiasa menciptakan solusi masa depan yang inspiratif.