Dinamika Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan

Dr. Norma Sari,S.H.,M.Hum. Pemateri Pengajian PWA DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)
Dr. Norma Sari, S.H., M.Hum., selaku Wakil Ketua Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah sekaligus dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menjadi pemateri utama dalam sesi kelima Pengajian Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Yogyakarta 1446 H. Kajian yang berlangsung pada Minggu, 17 Maret 2025, di Amphitarium Kampus IV UAD ini mengangkat tema “Dinamika Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan dalam Perspektif ‘Aisyiyah”.
Dr. Norma menyampaikan konsep perempuan berkemajuan yang telah menjadi bagian dari perjuangan ‘Aisyiyah. Semangat kesetaraan ini telah ditegaskan sejak Kongres Perempuan Indonesia pertama tahun 1928, ketika Nyai Munjiyah, salah satu tokoh ‘Aisyiyah, menyampaikan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama untuk berkembang dan berkontribusi bagi peradaban. Ia menekankan bahwa keadilan dalam masyarakat hanya bisa terwujud jika semua individu memiliki akses yang sama terhadap hak-hak dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Ia menyoroti pentingnya penyadaran bagi perempuan terkait ketimpangan yang masih terjadi. Oleh karena itu, kita perlu melakukan penyadaran, pemenuhan akses layanan dasar, pemberdayaan masyarakat, serta advokasi kebijakan yang berpihak pada kesetaraan dan keadilan.
“Kenapa penyadaran itu penting? Karena masih banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa ketimpangan masih terjadi. Misalnya, urusan rumah tangga sering kali hanya dikerjakan oleh perempuan, meskipun ada anggota keluarga lain yang bisa membantu,” tegasnya.
Sejumlah isu strategis juga ikut dibahas dalam sesi ini, mulai dari gerakan pendidikan inklusif, pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan, kedaulatan pangan, ketahanan keluarga, hingga integritas dan tata kelola yang baik. ‘Aisyiyah sendiri memiliki komitmen mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender melalui berbagai upaya, seperti sosialisasi konsep keluarga sakinah, edukasi komunitas, serta kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, kampus, dan lembaga sosial.
Selanjutnya, Dr. Norma Sari memaparkan upaya ‘Aisyiyah dalam bidang ekonomi yang berfokus pada penguatan kedaulatan pangan dan pemberdayaan perempuan. Upaya tersebut dilakukan melalui dukungan modal usaha, pelatihan keterampilan, serta dorongan terhadap kebijakan ekonomi makro yang berpihak pada usaha kecil dan koperasi perempuan. Ia menekankan bahwa ketahanan pangan hanya dapat terwujud melalui kolaborasi seluruh elemen masyarakat, sementara keadilan sosial tidak akan tercapai tanpa adanya pemerataan ekonomi.
Sebagai penutup, ia menekankan bahwa perjuangan menuju masyarakat berkeadilan harus dilakukan secara kolaboratif dengan menjadikan laki-laki sebagai mitra dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Menurutnya, setelah permasalahan utama terselesaikan, barulah langkah berikutnya dapat dilakukan secara bersama-sama agar tercipta keselarasan dalam perjuangan keadilan. (Ito)