Mahasiswa PBI UAD Wakili Indonesia dalam Kegiatan Internasional Indonesia-Philippine Cross Cultural

Mahasiswa PBI UAD (Universitas Ahmad Dahlan) Wakili Indonesia dalam Kegiatan Internasional (Foto. Septia)
Dua mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), yaitu Qurrota A’yun dan Nadia Raodatul Jannah, berhasil mewakili Indonesia dalam kegiatan internasional bertajuk Indonesia-Philippine Cross Cultural Synergy. Kegiatan ini dilaksanakan pada 11 April 2025 secara daring melalui Zoom dan merupakan kolaborasi dua negara antara Universitas Ahmad Dahlan Indonesia dan West Visayas State University, Philippines. Fokus utama dari kegiatan ini adalah membangun sinergi melalui diskusi dan sharing tentang sistem pendidikan di masing-masing negara.
Dalam kegiatan itu, Qurrota dan Nadia menjadi perwakilan dari PBI UAD yang aktif berbagi pandangan mengenai sistem pendidikan, khususnya dalam konteks pengajaran Bahasa Inggris di dua negara. Kolaborasi ini tidak hanya mempertemukan mahasiswa dari dua negara, tetapi juga membangun pemahaman lintas budaya yang memperkaya perspektif akademik dan sosial peserta.
Meskipun kegiatan ini diselenggarakan secara daring, keduanya mengakui bahwa persiapan mental dan manajemen waktu menjadi tantangan tersendiri. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman internasional tetap memiliki nuansa formal dan menantang meskipun tidak berlangsung secara tatap muka.
Kesempatan untuk menjadi student speaker dalam forum internasional ini tidak datang begitu saja. Qurrota dan Nadia memiliki latar belakang yang kuat di bidang pengabdian masyarakat dan kompetisi, baik nasional maupun internasional, yang menggunakan bahasa Inggris sebagai media komunikasi.
“Pengalaman sebagai student speaker sebenarnya tidak terlepas dari latar belakang kami di ranah nasional dan internasional. Hal ini menjadi alasan kami ikut berpartisipasi dalam membagi pengalaman di webinar kemarin,” jelas mereka.
Sebagai bagian dari kegiatan berskala internasional, keuntungan utama kegiatan ini terletak pada terbukanya peluang untuk menjalin relasi baru, memperluas pertemanan, dan mendapatkan apresiasi dari pihak luar negeri.
Di samping itu, pelajaran berharga yang diperoleh adalah pentingnya menghargai setiap pengalaman yang dijalani dan bagaimana pengalaman tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya juga belajar untuk memahami perbedaan tingkat pengajaran Bahasa Inggris di dua negara yang berbeda, yang memberikan wawasan baru dalam dunia pendidikan lintas budaya.
Setelah mengikuti kegiatan ini, Qurrota dan Nadia berencana untuk memperluas jaringan internasional serta menjaga hubungan baik dengan teman-teman dari Filipina. Mereka juga memiliki keinginan untuk mendokumentasikan pengalaman tersebut dalam bentuk tulisan atau video. Bahkan, keduanya tertarik untuk terus mengikuti kegiatan lintas budaya lainnya guna memperdalam pemahaman terhadap keberagaman dan memperkaya perspektif global.
Mereka menyimpan harapan besar agar program seperti ini dapat terus berlanjut dan bahkan diperluas cakupannya ke negara-negara lain di Asia Tenggara. Menurut mereka, kegiatan tersebut sangat bermanfaat dalam membangun pemahaman lintas budaya serta menumbuhkan rasa saling menghargai antarbangsa. Mereka juga berharap adanya kolaborasi berkelanjutan seperti proyek bersama atau program pertukaran pelajar agar dampak yang dihasilkan lebih nyata dan berjangka panjang.
Sebagai penutup, Qurrota dan Nadia menyampaikan pesan inspiratif kepada mahasiswa lain. “Jangan ragu untuk mencoba! Mungkin awalnya terdengar menantang, apalagi kalau berkaitan dengan komunikasi lintas budaya dan bahasa, tetapi justru di situlah kamu akan belajar dan tumbuh. Persiapkan diri sebaik mungkin, terbuka terhadap perbedaan, dan aktif terlibat dalam diskusi,” tutup mereka dengan semangat. (Septia)