Penguatan Kapasitas SDM dalam Penerapan Sistem Manajemen K3 untuk Meningkatkan Produktivitas

Penyerahan Cinderamata kepada Pemateri Sistem Manajemen K3 FKM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. FKM UAD)
Keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi primadona dalam seluruh perusahaan, tak terkecuali mengenai proses industri yang memiliki banyak tantangan terhadap lulusan K3 di dunia kerja. Perbedaan keilmuan antara teori yang dipaparkan oleh kampus dengan yang ada di perusahaan maupun tempat kerja menjadi tantangan yang paling signifikan. Adakalanya, lulusan masih kesulitan dalam mengaitkan K3 secara teori dengan penerapannya pada saat bekerja sehingga perlu dibangun jembatan antara keduanya, yakni dengan mengadakan pelatihan untuk menguatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM).
Oleh karena itu, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar kegiatan terkait hal tersebut pada 26 April 2025 di Ruang Amphitarium Kampus IV. Penguatan kapasitas SDM dalam menerapkan sistem manajemen K3 untuk meningkatkan produktivitas, khususnya terhadap lulusan baru nantinya, dipaparkan oleh Guru Besar K3 FKM Universitas Diponegoro (UNDIP) Prof. Dr. Yuliani Setyaningsih, S.K.M., M.Kes.
Prof. Yuliani mengatakan, “Posisi K3 FKM terbilang unggul dalam hal pemasaran dan branding sebagai disiplin ilmu yang secara spesifik mempelajari ilmu K3. Namun yang menjadi kelemahan K3 adalah keterbatasan pengetahuan mengenai proses industri,” ungkapnya. Ia pun mengatakan bahwa untuk mengatasi kelemahan tersebut, terdapat solusi yang sudah diterapkan di UNDIP dan bisa saja dilakukan juga oleh UAD yaitu “Alumni Mengajar”.
“Alumni Mengajar saya terapkan sebulan sekali dan yang menjadi pemateri nantinya adalah alumni yang sudah bekerja,” ujarnya. Dengan mengadakan alumni Mengajar, para pemateri akan memberikan pengetahuan mengenai proses industri di dunia kerja sehingga dan mengatasi kelemahan posisi K3 dan mampu menguatkan kualitas lulusan K3.
Peningkatan kualitas SDM (lulusan K3) dapat dicapai dengan mempertahankan track record yang baik di tempat kerja. Selain itu juga mempersiapkan pengetahuan tambahan di luar mata kuliah dengan menggandeng alumni atau stakeholder yang menjadi menambah nilai plus pada lulusan nantinya. Kemudian memiliki good attitude, soft skills, good mentality, dan body fitness serta memenuhi kebutuhan dasar industri juga penting. Dengan begitu, kita mampu mengidentifikasi regulasi dan bagaimana pemenuhannya pun menjadi cara untuk menguatkan kapasitas SDM.
Pentingnya memahami proses industri turut menjadi upaya untuk meningkatkan produktivitas lulusan K3 dalam Penerapan Sistem Manajemen K3. Sebab, gagal dalam memahami proses industri dapat berakibat pada ketidaktepatan dalam memberikan mitigasi terhadap bahaya dan risiko yang ada. Jika ingin menjadi ahli K3, maka sudah sepatutnya memahami konsep dasar dalam proses industri sebagai objek yang dihadapi sebelum menggunakan instrumen tertentu dalam melakukan penilaian risiko.
Selain itu, lulusan K3 juga harus menjaga relasi dengan alumni dan stakeholder lainnya yang dapat menjadi jembatan antara kampus dengan industri dalam menjelaskan K3 secara teori terhadap penerapannya. Pelibatan alumni dalam mempersiapkan kualitas lulusan K3 juga dapat memperkuat pemasaran lulusan K3 yang produktif. (Salsya)