• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Menulis dengan Etika, Merespons Realitas

19/05/2025/in Feature /by Ard

Khaidar Naufal saat penyampaian materi pada pelatihan literasi IMM PBII Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto IMM PBII UAD)

Di tengah riuh rendah dunia akademik yang kerap menempatkan penulisan semata sebagai pemenuhan administratif, sebuah pelatihan literasi di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) justru menghadirkan paradigma baru. Pada Rabu, 7 Mei 2025, Laboratorium Bengkel Media Pembelajaran Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD menjadi ruang dialektika antara teknis menulis dan kesadaran etik.

Di sinilah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Pendidikan Bahasa Inggris PBII FKIP UAD menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik dan Penulisan Karya Sastra dengan tema “Tulis dengan Hati, Sunting dengan Teliti: Kader IMM sebagai Penulis yang Beretika dan Kreatif.”

Salah satu narasumber dalam sesi ini adalah Khaidar Naufal Pasingsingan, yang secara khusus membawakan materi tentang puisi. Ia mengurai konsep kepenulisan puisi bukan sekadar sebagai sarana ekspresi estetik, tetapi juga sebagai medium refleksi, etika, dan keberanian menyuarakan realitas. Bagi Khaidar, puisi adalah ruang sintesis antara kepekaan dan kedalaman berpikir.

Mengawali sesinya, Khaidar mengajak peserta untuk memahami bahwa karya tulis, terlebih karya sastra dan jurnalistik, merupakan bentuk rekaman dan interpretasi terhadap pengalaman manusia yang paling berkesan, sebagaimana dinyatakan oleh Pradopo. Namun, pengalaman itu tidak serta-merta dapat dituangkan begitu saja. Ia menampilkan satu alur berpikir yang ia susun dalam tiga elemen utama rasa, referensi, dan metafora.

“Menulis yang berkesan selalu dimulai dari rasa. Rasa yang tajam terhadap realitas akan mendorong kita mencari referensi yang relevan, baik berupa bacaan, pengalaman sosial, maupun fenomena budaya yang pada akhirnya diramu dalam bentuk metafora, atau simbol-simbol kreatif yang menjadi kekuatan khas dalam penulisan.”

Model tiga tahap ini bukan sekadar formula, melainkan metodologi kepenulisan yang menggabungkan kepekaan, pengayaan intelektual, dan estetika. Rasa adalah sumber inspirasi, referensi adalah jembatan nalar, dan metafora adalah bentuk ekspresi.

Khaidar pun mengaitkan konsep tersebut dengan praktik menulis berita dan puisi, dua genre yang banyak digeluti peserta pelatihan. Dalam berita, rasa muncul dalam bentuk keberpihakan pada nilai kemanusiaan, referensi tampak dalam fakta dan data, sedangkan metafora hadir dalam gaya bahasa yang mampu menyentuh pembaca tanpa kehilangan objektivitas.

Sementara dalam puisi, ketiga unsur itu menjadi inti. Peserta diajak mengasah sensitivitas emosi, mengeksplorasi bacaan sastra, lalu membentuk gambaran puitik melalui diksi, rima, dan tipografi. Tak berhenti pada teori, mereka kemudian menulis puisi yang akan dihimpun dalam antologi bersama, sebuah langkah awal dalam menumbuhkan keberanian berkarya dan berbicara melalui tulisan.

Lebih dari sekadar pelatihan, forum ini menjadi ruang pertumbuhan kesadaran. Kesadaran bahwa menulis bukan hanya tentang keterampilan, melainkan juga integritas. Sebuah kesadaran yang, menurut Khaidar, harus dibangun terus-menerus jika mahasiswa ingin menjadikan literasi sebagai instrumen perubahan. “Penulis yang baik adalah mereka yang mampu menangkap realitas dengan hati, membaca dunia dengan jernih, dan menuliskannya dengan tanggung jawab,” pungkasnya.

Dalam lanskap pendidikan tinggi yang kian kompetitif dan pragmatis, pelatihan seperti ini mengingatkan kita bahwa intelektualitas sejati tak lahir dari angka semata, tetapi dari keberanian untuk berpikir, merasa, dan menyuarakan gagasan dengan jujur dan estetik. (Mawar)

uad.ac.id

Tags: Berita, Berita UAD, Dosen, Dosen UAD, FKIP, Mahasiswa, Mahasiswa UAD, Muhammadiyah, News UAD, UAD, UAD Jogja, UAD Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, WeAreUAD
https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Khaidar-Naufal-saat-penyampaian-materi-pada-pelatihan-literasi-IMM-PBII-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-IMM-PBII-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-05-19 10:42:472025-05-19 10:42:47Menulis dengan Etika, Merespons Realitas
You might also like
Bahasa: Unsur Kebudayaan yang Paling Utama
Raih Juara II di PWD ICOM 2024, Mahasiswa Informatika UAD Buktikan Keunggulan di Bidang Teknologi
Nabi Ibrahim: Tentang Kurban dan Sosok Panutan
Tim De Verlichter Juara I di Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Bela Negara 2024
Tim PBL FKM UAD Lakukan Intervensi Kesehatan tentang Penyuluhan Hipertensi dan Senam Sehat
Ilkom UAD Gelar Seminar dan Pembukaan ComDay ke-10

TERKINI

  • Kisah Inspiratif Silmi Kaffah, Lulus S2 Farmasi dengan Cepat19/05/2025
  • Membangun Komunikator Inspiratif dan Pemimpin Berdampak19/05/2025
  • Meneguhkan Ideologi Muhammadiyah sebagai Fondasi Gerakan19/05/2025
  • Berjuang dalam Cinta dan Disiplin19/05/2025
  • Laboratorium Teknologi Pangan UAD Fasilitasi Praktikum bagi Mahasiswa UT19/05/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Juara I Rope Access di Scouting Skill Competition Tingkat Nasional16/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Prestasi di Ajang Scouting Skill Competition Tingkat Nasional16/05/2025
  • Mahasiswa PPKn UAD Juara I Tournament Badminton Pubhfest 202515/05/2025
  • Mahasiswa FKM UAD Raih Juara I Lomba Futsal Tingkat Provinsi13/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Juara 2 dalam Turnamen Badminton PUBHFEST 202513/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top