Matematika Bukan Momok: Zakiah Intan dan Perjalanannya Menuju Lulusan Terbaik

Zakiah Intan Lulusan Terbaik Prodi Matematika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Zakiah)
Berhitung dan matematika kerap menjadi momok bagi banyak pelajar. Namun, bagi Zakiah Intan, tantangan itu justru menjadi pijakan menuju prestasi. Alumni asal Majalengka, Jawa Barat, ini berhasil menuntaskan studinya dan meraih predikat cumlaude. Tidak hanya unggul di bidang akademik, ia juga aktif berorganisasi dan terlibat dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan.
Mahasiswa yang akrab disapa Zakiah ini, lulusan Program Studi (Prodi) Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil meraih predikat lulusan terbaik Prodi Matematika yang patut diapresiasi. Ia aktif mengikuti berbagai kegiatan organisasi selama masa studinya, termasuk menjadi sekretaris Divisi Literatur dan Pengembangan di Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Matematika. Ia juga terlibat dalam kepanitiaan kegiatan Biomath Enigma 2023 sebagai sekretaris serta Mathematics Olympiad and Seminar 2022 sebagai anggota Divisi Media. Selain itu, Zakiah turut ambil bagian dalam Tim Pelaksana Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FAST.
Bagi Zakiah, momen paling berkesan selama kuliah adalah menyelesaikan skripsi, sebuah tantangan yang kerap dihadapi banyak mahasiswa. “Saya ingin skripsi cepat selesai, jadi saya usahakan setiap malam mengerjakannya dan bimbingan pada pagi hari. Alhamdulillah, semua terbayar dengan kelulusan cepat dan predikat cumlaude,” ujarnya.
Namun, perjalanan akademiknya tentu berliku. Zakiah mengaku tantangan terbesar justru datang dari proses belajar itu sendiri, mulai dari penyampaian materi yang sulit dipahami hingga tugas-tugas dari berbagai mata kuliah yang datang bersamaan. Menghadapi hal tersebut, ia memilih untuk belajar ulang secara mandiri, mengerjakan tugas satu per satu meskipun harus begadang, dan sesekali belajar bersama teman. “Untuk tantangan lainnya, cukup dimengerti saja sih,” candanya sambil tertawa.
Penelitian skripsi yang ia angkat juga mencerminkan ketertarikannya pada isu-isu dunia matematika. Zakiah meneliti tentang kriptografi pascakuantum dengan fokus pada modifikasi algoritma kriptografi NTRU guna meningkatkan ketahanan terhadap ancaman dari komputer kuantum. “Dengan pendekatan matematis, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan sistem keamanan data di masa depan,” jelasnya.
Dalam perjalanan studinya, Zakiah mengakui bahwa dukungan terbesar datang dari orang tua dan teman-temannya. “Orang tua saya adalah fondasi utama, tetapi teman-teman saya di Jogja juga sangat berperan penting. Mereka adalah teman cerita, teman makan, teman healing, intinya 24/7 bersama mereka,” ungkapnya penuh rasa syukur.
Ke depan, Zakiah berencana untuk mencari pekerjaan sambil mempersiapkan syarat-syarat untuk melanjutkan studi melalui jalur beasiswa. “Mohon doanya semoga dilancarkan,” katanya. Ia juga menitipkan pesan kepada adik-adik tingkat: “Pesan dan kesan untuk generasi selanjutnya: manfaatkan kesempatan yang ada. Kalau sudah ada kesempatan, tetapi kamu merasa belum yakin, coba dulu saja. Yang penting berani dulu. Kita tidak tahu yang works itu yang mana, jadi dicoba dulu saja. Kalau merasa tidak pernah menemukan kesempatan, carilah. Kesempatan itu pasti ada, entah kita yang menutup diri atau kita yang belum mencari tahu. Semangat semuanya!” tuturnya dalam wawancara. (Lin)