Sedjamoe, Jamu Celup Karya Mahasiswa Ponorogo Raih Empat Penghargaan di UAD FAIR 2025

Tim Sedjamoe dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo Borong Juara di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Fair 2025 (Foto. Humas UAD)
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) berhasil mencuri perhatian dalam ajang UAD FAIR 2025 melalui inovasi produk jamu praktis bernama Sedjamoe. Tim ini tak hanya berhasil memperkenalkan jamu tradisional dalam kemasan modern, tetapi juga sukses menyabet empat penghargaan sekaligus, yaitu Juara I Poster Digital, Juara I Inovasi Produk, Juara I Stan Terunik, dan Juara II Video Kreatif Usaha.
Sholehah Reffa Marsuci menjelaskan bahwa Sedjamoe berasal dari akronim “Seduh Jamoe”, sejalan dengan tagline mereka, yaitu “Seduh Sendiri Jamoe-mu”. Produk ini mengemas jamu tradisional dalam bentuk tea bag, menjadikannya lebih praktis dan mudah diseduh kapan saja dan di mana saja. Hadir dalam empat varian manfaat: jamu imun tubuh, stamina, asam lambung, dan detoks rahim. Sedjamoe tersedia dalam kemasan isi 5, 10, dan 20, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen masa kini.
Diah Ayu menambahkan, “Motivasi utama tim kami mengikuti UAD FAIR adalah untuk memperluas jangkauan Sedjamoe ke kancah nasional, sekaligus menjadi wadah pembelajaran lintas kampus.” Mereka melihat UAD FAIR sebagai ajang strategis karena diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas. Momen paling berkesan menurut ketua tim, Sholehah Reffa Marsuci, adalah saat berjualan langsung di stan selama dua hari penuh. Ia mengapresiasi antusiasme mahasiswa UAD yang sangat aktif meramaikan acara dan mendukung satu sama lain.
Tim Sedjamoe yang terdiri atas Sholehah Reffa Marsuci, Diah Ayu Nila Eka Paramita, Elvasari Nur Fadillah, Irma Septiana Mahfudza, dan Ulviana Khoiryatul Umma, memberikan pesan untuk para mahasiswa yang ingin memulai usaha, “Jangan meremehkan usaha sendiri. Yakinlah bahwa selama kita berusaha memberikan yang terbaik, hasil terbaik akan datang. Semangat mencari ide, bahan baku, kemasan, dan semangat menawarkan produk kalian. Tidak ada produk yang gagal karena setiap produk punya pasarnya masing-masing.” (Mawar)