Cegah Plagiarisme Melalui Pelatihan Literasi Informasi

Pelatihan Literasi Informasi oleh Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Anove)
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar pelatihan literasi informasi bagi mahasiswa melalui platform Zoom, yang juga disiarkan langsung di saluran YouTube resmi Perpustakaan UAD pada Rabu, 20 Agustus 2025. Pelatihan ini menghadirkan dua pemateri, yaitu Dian Yunihasti, S.IP, dan Ana Pujiastuti, M.A., pustakawan UAD, dengan fokus pada optimisasi Microsoft Word (Ms Word) dan penggunaan tools untuk mengecek kesamaan kata.
Sesi pertama dibawakan oleh Ana Pujiastuti dengan topik pemaksimalan Ms Word. Tujuan utama dari topik ini adalah membekali mahasiswa dengan keterampilan penggunaan Ms Word yang efektif, sekaligus menekankan pentingnya menghindari plagiarisme.
Plagiarisme merupakan tindakan sengaja atau tidak sengaja mengambil karya orang lain tanpa menyertakan sumbernya, yang dapat merugikan kredibilitas akademik. Ana menegaskan, “Boleh mengambil kutipan dari buku atau penelitian sebelumnya, tetapi etikanya harus menyertakan sumbernya,” mengacu pada Permendiknas Tahun 2010 Nomor 17 Pasal 1 Ayat (1) dan Pasal 2 Ayat (1).
Beberapa jenis plagiarisme yang perlu diwaspadai antara lain menyalin kata per kata, mengubah urutan kata, meniru gaya penulisan, meniru metafora, dan menyalin ide peneliti sebelumnya, serta pengulangan karya sebelumnya milik sendiri yang mana jenis ini diperbolehkan. Ia juga mengingatkan sejumlah konsekuensi nyata apabila mahasiswa terindikasi melakukan plagiarisme.
Dampaknya antara lain penundaan sidang pendadaran, timbulnya keraguan terhadap karya-karya sebelumnya, perlunya waktu lebih lama untuk melakukan pengecekan ulang paper yang bermasalah, bahkan menanggung rasa malu sepanjang masa. Hal ini menunjukkan bahwa plagiarisme bukan hanya melanggar etika akademik, tetapi juga dapat merugikan mahasiswa secara langsung dalam proses studinya.
Ana juga menjelaskan pentingnya penggunaan kutipan dalam karya ilmiah. Kutipan merupakan pernyataan atau pendapat yang telah terdokumentasi di buku, jurnal, majalah, atau surat kabar. Dengan mengutip, penulis dapat merujuk informasi berupa teori atau pendapat yang mendukung gagasan mereka. Jenis kutipan meliputi kutipan langsung dan tidak langsung, di mana kutipan tidak langsung biasanya dilakukan melalui parafrase.
Parafrase menjadi teknik penting untuk meminimalisir plagiarisme dengan cara menggunakan sinonim, mengubah bentuk kata, mengubah bentuk kalimat dari aktif menjadi pasif, serta menggunakan atau mengubah kata hubung. Selain itu, mahasiswa juga diajarkan pentingnya menyertakan daftar pustaka sebagai sumber rujukan dalam penulisan karya ilmiah. Pemilihan gaya daftar pustaka dapat menggunakan format APA, Harvard, atau Vancouver, dan penggunaan reference manager dianjurkan untuk mempermudah pengelolaan referensi. Tidak kalah penting, para mahasiswa diperkenalkan dengan tools pengecekan kesamaan kata (similarity tools) yang disediakan juga oleh Perpustakaan UAD, sehingga karya tulis yang dihasilkan dapat terbebas dari plagiarisme.
Sesi kedua pelatihan dibawakan oleh Dian Yunihasti, S.IP, yang memfokuskan pada pengaplikasian Ms Word dalam penulisan karya ilmiah. Materi mencakup pembuatan daftar isi otomatis, penggunaan headings, penyusunan sitasi, serta berbagai fitur lain yang mempermudah penulisan akademik.
Mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan karya ilmiah yang rapi, profesional, dan terhindar dari plagiarisme melalui pelatihan ini. Pelatihan literasi informasi ini menjadi langkah penting bagi mahasiswa UAD untuk meningkatkan kualitas penulisan akademik serta memaksimalkan penggunaan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. (Anove)