Kick Off Inovasi Aloe Vera, UAD dan UNJAYA Dorong Pemberdayaan Petani

Tim PKM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan UNJAYA (Foto. PKM UAD)
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (UNJAYA) resmi memulai kegiatan Inovasi Produk Herbal Sehat Berbasis Lidah Buaya: Edukasi dan Automasi Proses Olah Panen untuk Pemberdayaan Petani melalui Pendekatan Transformative Learning. Program ini berkolaborasi dengan Jama’ah Tani Muhammadiyah (JATAM) Sedayu dan Tim Penggerak PKK Kalurahan Argomulyo, Sedayu. Kick off perdana digelar Sabtu (20/9/2025) di Pendopo Youh Farming, Argomulyo, Sedayu, Bantul.
Kegiatan dibuka dengan sambutan Kepala Desa Argomulyo, Bambang Sarwono, S.Si., Apt., yang menegaskan dukungan penuh terhadap inovasi pertanian berbasis lidah buaya. Ketua tim PKM, Prof. Ir. Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D., menekankan pentingnya peran ibu-ibu PKK sebagai garda terdepan dalam pemanfaatan lahan rumah tangga untuk budidaya lidah buaya. Ia menambahkan bahwa pengelolaan tanaman harus berlanjut hingga menghasilkan produk olahan bernilai ekonomi tinggi.
Sambutan juga disampaikan Ketua PCM Sedayu, Heru Waseso, serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Bambang Purwadi Nugroho, S.H., M.H. Keduanya menekankan pentingnya menjaga konsistensi dan keberlanjutan program. “Tantangan terbesar bukan pada ide, tetapi bagaimana menjaga semangat agar tetap konsisten. Mari bergerak bersama dengan semangat tinggi untuk sukses dalam produksi dan pemasaran,” ujar Bambang Purwadi.
Acara dilanjutkan dengan pembagian kuesioner untuk memotret kesiapan ibu-ibu PKK dalam menerima inovasi, yang hasilnya akan menjadi dasar strategi pemberdayaan lanjutan. Suasana semakin hidup dengan Achievement Motivation Training (AMT) bersama pengusaha lidah buaya dari RamaVera, Imam, yang memotivasi peserta agar berani berinovasi dan melihat lidah buaya sebagai peluang usaha bernilai tambah.
Program PKM yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Riset dan Pengembangan, Kemendikstiras, berlangsung selama tiga tahun. Kegiatan utama mencakup pelatihan penggunaan kubah pengering, penyiraman berbasis IoT, pengolahan produk olahan lidah buaya, desain kemasan higienis, serta pelatihan soft skill dan literasi digital. Program unggulan ditargetkan membentuk Aloe Vera Village sebagai pusat pemberdayaan dan kemandirian masyarakat.
Kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak transformasi pola pikir petani dan ibu-ibu PKK agar lebih kreatif, inovatif, serta mampu mengadopsi teknologi. Selain sebagai ajang partisipasi, program juga ditujukan sebagai sarana pemberdayaan berkelanjutan demi kesejahteraan bersama. (Doc)