Perkuat Wawasan Diplomasi, KKN Reguler 147 Madinah UAD Kunjungi KJRI Jeddah

Kunjungan Kelembagaan ke KJRI Jeddah oleh Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. KKN UAD)
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 147 Universitas Ahmad Dahlan melakukan kunjungan kelembagaan ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah pada Ahad, 24 Agustus 2025. Dipimpin oleh ketua KKN Madinah, Rahmat Wildan Husaeni, kunjungan ini bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai praktik diplomasi dan pelayanan WNI di luar negeri, khususnya di bidang perlindungan hukum, pendidikan, dan ketenagakerjaan. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menjalin hubungan kelembagaan antara UAD dan KJRI Jeddah sebagai langkah awal membangun kerja sama yang berkelanjutan.
Dalam sambutan dan pemaparan, pihak KJRI Jeddah yang diwakili oleh Soeharyo Tri Sasongko selaku koordinator fungsi penerangan, sosial, dan budaya, serta Dwi Akbar Santoso, menjelaskan fungsi dan peran strategis konsulat dalam memberikan perlindungan, pelayanan, serta fasilitasi bagi masyarakat Indonesia di wilayah Arab Saudi bagian barat. Disampaikan pula bahwa jika Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) terbesar berada di Malaysia karena jumlah WNI yang tinggi, maka KJRI Jeddah merupakan perwakilan RI terbesar di dunia untuk tingkat konsulat, mengingat besarnya jumlah masyarakat Indonesia yang bermukim di kawasan ini.
Salah satu fokus utama KJRI adalah peningkatan akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia. Melalui keberadaan Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ), KJRI berusaha semaksimal mungkin mendorong anak-anak Indonesia agar tidak hanya memperoleh pendidikan dasar dan menengah, tetapi juga mampu melanjutkan studi hingga ke perguruan tinggi. Hal ini sejalan dengan visi KJRI untuk memastikan anak-anak WNI tetap mendapatkan kesempatan pendidikan yang layak, meskipun berada jauh dari tanah air.
Dalam sesi diskusi, mahasiswa KKN juga menanyakan mengenai alasan belum adanya Sekolah Indonesia di Madinah, mengingat komunitas Indonesia di kota tersebut tergolong besar. Menanggapi hal ini, pihak KJRI menjelaskan bahwa pendirian sekolah di luar negeri memerlukan koordinasi lintas kementerian, dukungan sumber daya, serta perizinan dari pemerintah setempat. Walaupun demikian, aspirasi masyarakat di Madinah akan tetap diperhatikan dan diperjuangkan sesuai mekanisme yang berlaku.
Pada kesempatan tersebut, mahasiswa juga menanyakan peluang untuk magang atau bekerja di KJRI. Pihak konsulat menjelaskan bahwa kesempatan tersebut dapat ditempuh melalui mekanisme resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, dengan proses seleksi yang menekankan pada kompetensi akademik, keterampilan bahasa, dan pemahaman diplomasi.
Kegiatan berlangsung dalam suasana hangat, di mana mahasiswa mendapatkan kesempatan berdialog langsung dengan pejabat KJRI mengenai praktik diplomasi di lapangan. Melalui kunjungan ini, diharapkan para mahasiswa KKN Reguler 147 UAD Madinah tidak hanya memperoleh pengalaman akademik, tetapi juga motivasi untuk turut serta dalam bidang pendidikan, pelayanan sosial, maupun diplomasi di masa depan. (doc)