Mahasiswa UAD Raih Juara 1 Presentasi Bidang Advance in Science & Technology

Gilang Triadji Saputra, mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), peraih Juara 1 Kategori Advance in Science & Technology pada ajang Ahmad Dahlan International Seminar #3 (Foto. Gilang)
Gilang Triadji Saputra, mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil meraih Juara 1 dalam kategori Advance in Science & Technology pada ajang Ahmad Dahlan International Seminar #3 (2025) yang diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni UAD.
Ajang ini menutup pengumpulan karya esai dan presentasi pada Minggu, 26 Oktober 2025, dengan total 770 peserta yang berasal dari 22 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) di seluruh Indonesia serta peserta internasional dari berbagai negara seperti China, Ghana, Kenya, Korea, Malaysia, Mesir, Thailand, dan Yaman.
Dalam kompetisi tersebut, Gilang mempresentasikan karya berjudul Revolutionizing Waste Management with Black Soldier Fly Technology. “Judul ini saya angkat karena melihat potensi besar dari larva Black Soldier Fly atau maggot yang mampu mengurai limbah organik secara efektif,” ujar Gilang.
Ide tersebut berangkat dari keprihatinannya terhadap meningkatnya jumlah sampah organik di Indonesia. Ia melihat bahwa maggot yang sering dianggap sebagai hama sebenarnya memiliki potensi besar sebagai solusi pengelolaan limbah yang ramah lingkungan. “Saya membaca artikel tentang proyek pemanfaatan maggot di sebuah desa, tapi proyek itu berhenti karena keterbatasan teknologi. Dari situ saya terinspirasi untuk mengembangkan ide ini menjadi lebih maju dengan pendekatan teknologi,” jelasnya.
Gilang mengaku menghadapi tantangan dalam menemukan teknologi yang paling sesuai untuk mendukung penelitian dan penerapan idenya agar dapat diimplementasikan secara efektif. Namun dengan ketekunan dan riset mendalam, ia berhasil menyempurnakan konsep hingga akhirnya tampil percaya diri di hadapan juri.
“Saya rasa yang membuat presentasi saya menonjol adalah cara penyampaian dalam bahasa Inggris yang lancar dan percaya diri, serta didukung visual yang menarik dan informatif,” ungkapnya.
Momen paling berkesan bagi Gilang adalah ketika namanya diumumkan sebagai juara pertama. “Walaupun sebenarnya saya sudah cukup yakin dengan ide dan judul esai yang saya bawa, tetap saja rasanya luar biasa ketika usaha dan keyakinan itu akhirnya terbayar,” tutur Gilang dengan penuh rasa syukur.
Ia berharap karyanya dapat menjadi inspirasi sekaligus membuka mata banyak pihak tentang pentingnya inovasi pengelolaan sampah organik di Indonesia. “Saya berharap esai ini bisa dibaca oleh banyak orang, terutama pemerintah dan masyarakat, agar mereka menyadari potensi besar maggot dalam mengatasi masalah sampah organik. Karena kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?” pungkasnya. (Adi)
