Berbakti kepada Orang Tua yang Telah Meninggal
Takmir Masjid Islamic Center Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakata kembali mengadakan khotbah secara rutin pada tiap Jumat dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube. Pemateri pada khotbah yaitu Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A., M.Hum. selaku Ketua Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD.
“Hendaknya kita bersyukur kepada Allah karena hingga saat ini senantiasa diberikan kenikmatan terutama nikmat umur yang panjang. Kita masih diberikan kesempatan hidup dan kesempatan waktu. Untuk itu, kita harus menggunakan dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Karena umur yang tidak akan bertambah, maka kesempatan kita pun terus berkurang,” ucap Rahmadi.
Ia melanjutkan, “Nabi Muhammad merupakan contoh panutan dan teladan seluruh manusia di muka bumi, semua manusia yang mengikutinya maka disebut umat Muhammad. Manusia yang disebut sebagai umat Muhammad, maka berhak masuk surga bersama Nabi. Nabi Muhammad sebagai Rasul juga disebut kunci surga, maka siapa saja yang tidak ikut tuntunan Nabi Muhammad maka hilang kunci surganya. Kita hadir di sini dalam rangka ingin terus disebut sebagai umat Nabi Muhammad saw. dengan melaksanakan salah satu tuntunan ajarannya yaitu salat Jumat berjamaah. Kita juga harus berusaha meningkatkan kedekatan diri kepada Allah dengan takwa, agar sukses dunia akhirat.”
Suatu hari Rasulullah saw. didatangi seseorang dari Kaum Anshor. Kemudian ia bertanya, “Wahai Rasul apakah masih ada baktiku kepada orang tuaku ketika ia sudah meninggal?”. Lalu Rasulullah menjawab, “ada”. Kemudian Nabi menyebutkan beberapa hal yang menjadikan seseorang atau anak berbakti meskipun orang tuanya telah meninggal.
Pertama, Rasul menyebut untuk mensholatkannya. Maka sebisa mungkin ketika orang tua meninggal, akan lebih baik jika anak yang menyolatkan pertama kali. Bukan hanya sholat jenazah tetapi juga perawatan jenazah sebelumnya yaitu mulai dari memandikan, mengkafani, menyolatkan, dan memasukkan ke liang lahat. Maka melalui hadis ini pengetahuan tentang perawatan jenazah menjadi sangat penting. Tidak hanya bagi petugas perawatan jenazah, tetapi untuk semua orang.
Kedua, Rasul menyebut untuk memohonkan ampun dosa-dosanya. Maka doa kepada kedua orang tua hendaknya selalu kita ucapkan. Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa mendoakan orang tua itu mudah dan sulit. Mudah itu ketika seseorang melaksanakan salatnya dengan tertib dan sulit itu ketika tidak pernah salat. Jika orang itu tertib salat, maka ia selalu mendoakan orang tuanya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Ketiga, Rasul menyebut untuk menunaikan janji-janji baik dari orang tua. Misalnya dari harta peninggalan orang tua sebagian diwakafkan. Kemudian ada yang digunakan untuk membantu masjid dan lain sebagainya, selama itu kebaikan maka anak tersebut telah berbakti kepada orang tuanya. Keempat, Rasul menyebut untuk memuliakan teman-teman dari orang tua kita yang sudah meninggal. Maka menjalin silaturahmi dengan teman dari orang tua juga sangat dianjurkan. (Lus)