Dosen BSA UAD Bahas Penggunaan Bahasa Jawa Ngoko dalam Berdakwah pada Studium Generale FUPI UIN Sunan Kalijaga
Bahasa tidak hanya alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan budaya, identitas, dan cara berpikir suatu masyarakat. Dalam penggunaannya, bahasa dapat berkembang seiring waktu sesuai dengan perubahan sosial, teknologi, dan budaya. Bahasa dapat berupa lisan, tulisan, atau simbol-simbol tertentu yang memiliki makna.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, Dr. Rika Astari, S.S., M.A. selaku dosen Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengangkat materi tentang “Penggunaan Bahasa Jawa Ngoko dalam Berdakwah” pada studium generale Program Studi Islam Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Acara tersebut bertempat di Ruang Sidang FUPI Lt. 3 yang digelar pada Jumat, 6 Desember 2024. Tema besar yang diangkat pada acara ini adalah “Language & Religion”. Acara mengundang tiga pemateri, salah satunya adalah dosen BSA UAD. Tak hanya penyampaian materi, tetapi di akhir sesi juga diadakan diskusi terkait penggunaan bahasa dalam berdakwah.
Dr. Rika menjelaskan tentang bahasa yang digunakan dalam berdakwah di Indonesia. “Bahasa yang digunakan untuk berdakwah di masyarakat sangat variatif, salah satunya adalah penggunaan bahasa Jawa Ngoko. Sisi positif penggunaan bahasa Jawa Ngoko dalam berdakwah dapat lebih ekspresif, komunikatif tanpa sekat, menjadi lebih akrab dengan audiens, dan menimbulkan lelucon. Namun, penggunaannya juga memiliki dampak negatif, salah satunya rentan dengan kata vulgar dan bisa jadi kebablasan. Hal ini disebabkan karena bahasa Jawa Ngoko banyak memiliki istilah untuk menunjukkan makian, berbeda dengan bahasa Jawa Krama yang cenderung untuk penghalusan budi pekerti,” terangnya.
Ia melanjutkan, “Untuk lebih amannya, penggunaan bahasa Jawa Ngoko ini tentu harus diimbangi dengan bahasa standar, yakni bahasa Jawa Krama, bahasa Indonesia, dan bahasa Arab. Tak hanya itu, sebaiknya juga diimbangi dengan bahasa Arab yang berupa kutipan ayat-ayat Al- Qur’an dan hadis serta penjelasannya,” tutupnya. (Rik/Lus)