• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Generasi Z dan Tingkat Spiritualitas yang Rendah

27/07/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Pengajian Songong Tahun Baru Hijriah di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan narasumber Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah (Foto: Istimewa)

Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. selaku Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menjadi narasumber dalam acara Pengajian Songsong Tahun Baru Hijriah 1445 H yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 14 Juli 2023 di lantai 2 Masjid Islamic Center (IC) UAD Yogyakarta.

Generasi Z

Setelah membaca beberapa jurnal, generasi Z merupakan lanjutan dari generasi Y atau generasi milenial. Banyak teori yang berkenaan dengan definisi penamaan generasi ini, teori yang satu dengan yang lainnya memang agak tumpang tindih atau rancu. “Namun menurut saya abaikan saja perdebatan itu, terkait penamaan generasi Z atau generasi milenial ini saya cenderung menggunakan istilah generasi muda,” ucap Mu’ti.

Dalam konteks spiritualitas, budaya, dan ekonomi, memang generasi Z memiliki ciri-ciri yang secara distinktif berbeda dengan generasi sebelumnya. “Sehingga karena itu, PP Muhammadiyah dalam keputusan Muktamar di Surakarta mengangkat spiritualitas generasi muda sebagai salah satu dari isu strategis keumatan dan kebangsaan. Sebab memang secara spiritualitas generasi ini memiliki karakteristik dan juga tingkat spiritualitas yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Lebih-lebih dengan generasi baby boomer. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa generasi muda atau generasi Z ini memiliki tingkat spiritualitas yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan generasi sebelumnya,” ungkap Mu’ti.

Rendahnya Spiritualitas Generasi Z

Merujuk pada sumber-sumber penelitian, Prof. Abdul Mu’ti yang juga merupakan Guru Besar Pendidikan Islam itu menjelaskan bahwa terdapat beberapa indikator untuk mengukur rendahnya spiritualitas generasi Z. Paling tidak ada 3 ukuran yang dipakai oleh banyak penelitian.

Pertama pandangan mereka tentang makna agama bagi kehidupan. Mereka menganggap bahwa agama itu bukanlah sesuatu yang begitu diperlukan dalam kehidupan. “Mereka tidak terlalu perlu dengan agama, karena memang mereka tidak mengalami banyak masalah dalam kehidupannya. Jika kembali kepada teori mengapa agama itu diperlukan? Salah satunya orang itu perlu agama ketika ia hidupnya susah. Ketika orang tersebut hidupnya susah, maka ia akan makin dekat dengan agama. Zikirnya makin kenceng dan salatnya makin banyak. Jika perlu salat 5 waktu ditambah salat lain karena mereka merasa secara spiritualitas itu lebih tenang,” tutur Mu’ti.

Bahkan yang menarik ketika kita berbicara tentang agama kepada generasi Z, sesuai dengan karakteristik mereka yang cenderung bebas dan ingin mendapatkan sesuatu secara mudah, kelompok-kelompok ini cenderung memaknai spiritualitas lebih sebagai ketenangan batin. Namun, tidak selalu berarti harus terikat dengan agama tertentu. Dalam kajian-kajian agama, hal semacam itu sering disebut sebagai kelompok new age yang dikenal dengan slogan besarnya “dia percaya kepada agama, menghormati agama, tetapi tidak mau terikat kepada agama tertentu atau agnostik”.

Dengan kalimat sederhana, Abdul Mu’ti menyebut mereka “mencintai tetapi tidak mau memiliki”. Fakta tersebut menjadi alasan Muhammadiyah mengangkat isu spiritualitas generasi muda ini menjadi isu nasional dalam Muktamar-48 di Surakarta beberapa waktu lalu.

Kedua generasi Z juga cenderung untuk longgar dalam relasi-relasi. Relasi antarkawan, bahkan juga relasi antaragama, mereka sangat longgar karena lebih terbuka dan lebih menerima nilai-nilai universal daripada nilai-nilai yang memisahkan mereka. “Jadi, persoalan menyangkut penerimaan terhadap hak asasi manusia, penerimaan terhadap perbedaan-perbedaan itu lebih tinggi di kelompok ini. Sebab mereka lebih cair, bergaulnya melintas batas. Oleh karena itu, tidak heran jika dalam hal tertentu mereka lebih terbuka terhadap apa yang mereka sebut sebagai universal values atau universal trend,” imbuhnya.

Kecenderungan sikap itu dapat dilihat dalam case lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau biasa disebut LGBT. Mu’ti menyebut, kelompok generasi muda ini lebih mudah menerima perbedaan orientasi seksual tersebut, daripada kelompok “kolonial” atau tua. Sikap pelonggaran yang diikuti oleh kebanyakan generasi Z berdampak pada demografi suatu negara. Sebab mereka cenderung memilih untuk tidak menikah atau ingin menikah tetapi tidak memiliki anak, sehingga membuat pertumbuhan penduduk di suatu negara negatif. Realitas tersebut dapat ditemukan di negara-negara maju. Banyak di negara maju, mereka mengalami demographic defisit yakni angka kelahiran lebih sedikit daripada angka kematian. Misalnya Singapura yang khawatir dengan masa depan negaranya karena anak-anak mudanya tidak mau berkeluarga apalagi mau punya anak. Korea, Jepang, itu mereka kekurangan penduduk.

“Jadi kelompok-kelompok ini lebih longgar yang kadang-kadang itu menimbulkan ketegangan antargenerasi,” imbuhnya

Ketiga generasi Z cenderung serba digital. “Seorang ibu membayangkan bahwa belajar itu menggunakan buku, tetapi anaknya belajar sudah menggunakan ponsel. Kelompok mereka ini memang sudah serba digital dan bisa mengakses informasi yang ada di genggaman tangannya,” jelas Mu’ti.

Akan tetapi, ada 3 problem generasi Z dalam mengakses informasi. Pertama, mereka belum mampu menyeleksi mana-mana sumber informasi keagamaan yang benar dan mana sumber informasi keagamaan yang tidak benar. Kedua, mereka tidak bisa konsentrasi lama. Jadi, mereka mudah tidak fokus. Bukan hanya tidak fokus dalam pikiran, tetapi juga dalam kehidupan. Ketiga, mereka sering merasakan kesepian, kekosongan, dan merasa tidak dihargai. Generasi seperti ini menjadi generasi yang sangat susah. Dinasihati melawan, dibiarkan ya seenaknya.

“Oleh karena itu, pendampingan-pendampingan spiritual itu sangat penting. Sebab sesungguhnya mereka ini guncang secara keagamaan dan sering kosong dalam kehidupannya,” imbuhnya.

Berbagai kenyataan tersebut menjadi alasan Muhammadiyah mengangkat isu spiritualitas generasi muda sebagai isu nasional. Saat ini dan ke depan, demografi penduduk Indonesia mayoritas adalah kelompok generasi Z sehingga masa depan bangsa tergantung pada generasi mudanya. (Zah)

uad.ac.id

Tags: Berita, Berita UAD, Dosen, Dosen UAD, Mahasiswa, Mahasiswa UAD, Muhammadiyah, News UAD, UAD, UAD Jogja, UAD Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, WeAreUAD
https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Songong-Tahun-Baru-Hijriah-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-narasumber-Prof.-Dr.-Abdul-Muti-M.Ed_.-Sekretaris-Umum-PP-Muhammadiyah-Foto-Istimewa.jpg 1199 1800 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-27 10:07:272023-07-27 10:07:27Generasi Z dan Tingkat Spiritualitas yang Rendah
You might also like
Pelantikan PK IMM Buya Hamka Berlangsung Sukses
Pengecekan TKAS untuk Masyarakat yang Lebih Sehat
Cerita Citra, Mahasiswa Baru FK UAD Asal Papua yang Memiliki Cita-cita Mulia
Kehalalan Obat dan Sediaan Farmasi
Mahasiswa FAST UAD Borong Juara di UAD FAIR 2025
Kisah Asna Adira: Atasi Kendala Skripsi hingga Raih Predikat Lulusan Terbaik
1 reply

Trackbacks & Pingbacks

  1. Tantangan Kesehatan Mental Gen Z dan Gen Alpha (Media Sosial dan Non Media Sosial) – ASIGTA says:
    21/07/2024 at 06:57

    […] UAD News. (2023). Generasi Z dan Tingkat Spiritualitas yang Rendah. Retrieved from https://news.uad.ac.id/generasi-z-dan-tingkat-spiritualitas-yang-rendah/ […]

Comments are closed.

TERKINI

  • UAD Luluskan 2.052 Mahasiswa pada Wisuda Periode I Tahun Akademik 2025/202601/11/2025
  • Dari Percakapan, Tumbuh Perjalanan31/10/2025
  • Prodi Kesehatan Masyarakat UAD Raih Akreditasi Unggul dari LAM-PTKes30/10/2025
  • Alumni FH UAD Ciptakan Karya Tulis dalam Bentuk Buku29/10/2025
  • PPK Ormawa HMTI Latih Warga Tegalrejo Olah Mangrove Jadi Produk Bernilai Ekonomi29/10/2025

PRESTASI

  • UKM Taekwondo Raih 13 Medali pada Kejuaraan Pugnator International Taekwondo Championship 202531/10/2025
  • KPS FH UAD Raih 6 Prestasi dalam Kompetisi NMCC AHT 202530/10/2025
  • Tim LLC FH UAD Raih Juara I dalam Ajang National Call for Paper & Conference 202529/10/2025
  • Tim Basket UAD Naik ke Divisi 1 Liga Mahasiswa28/10/2025
  •  Mahasiswa FH UAD Raih Medali Perunggu di PON Beladiri Kudus 202528/10/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top