Gerhana Bulan Total September 2025 teramati di Observatorium UAD

Gerhana Bulan Total teramati di Observatorium Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Observatorium UAD)
Observatorium Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan kegiatan observasi dan live streaming Gerhana Bulan Total pada Minggu–Senin, 7–8 September 2025. Kegiatan ini berlangsung di Observatorium UAD, Yogyakarta, dengan dukungan 22 titik pengamatan di seluruh Indonesia yang dikoordinasi oleh Observatorium Bosscha.
Gerhana Bulan Total terjadi ketika posisi Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus, sehingga Bulan masuk sepenuhnya ke dalam bayangan inti (umbra) Bumi. Cahaya Matahari yang seharusnya langsung mengenai permukaan Bulan terhalang oleh Bumi. Namun sebagian cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi tetap sampai ke Bulan dan mengalami pembiasan. Inilah yang membuat Bulan tampak berwarna kemerahan, dikenal sebagai “blood moon.” Fenomena ini hanya dapat terjadi saat fase Bulan Purnama dan tidak terjadi setiap bulan, karena orbit Bulan mengelilingi Bumi miring sekitar 5 derajat terhadap orbit Bumi mengelilingi Matahari.
Empat teleskop dan perangkat pengambilan data lainnya disiapkan di Observatorium UAD untuk mendukung jalannya acara, masing-masing digunakan untuk keperluan live streaming, pengambilan data citra, serta observasi bagi pengunjung yang hadir. Observasi berlangsung sejak 7 September 2025 pukul 19.00 WIB hingga 8 September 2025 pukul 04.00 WIB. Kondisi cuaca relatif cerah sehingga fenomena dapat diamati dengan baik, hanya terdapat mendung tipis pada akhir fase penumbra.
Kepala Pusat Studi Astronomi UAD, Yudhiakto Pramudya, Ph.D., memimpin jalannya observasi. Pusat Tarjih Muhammadiyah, Takmir Masjid IC UAD, Lembaga Pengembangan Studi Islam UAD juga berkolaborasi dalam kegiatan ini. Kegiatan ini turut dihadiri Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., bersama jajaran pimpinan universitas yang berkesempatan melakukan pengamatan secara langsung. Beliau menekankan pentingnya pengkaderan ahli falak di lingkungan Muhammadiyah serta peran perguruan tinggi dalam mendukung riset dan literasi astronomi. Prof. Muchlas sekaligus menjadi khatib dalam Salat Gerhana yang diselenggarakan di Masjid Islamic Center UAD, dengan imam Wakil Rektor bidang AIK UAD. Dalam khotbahnya, beliau menegaskan bahwa fenomena astronomi dapat memperkuat iman dan kesadaran spiritual umat.
Mahasiswa dari berbagai program studi, termasuk kelompok studi Andromeda yang aktif di Observatorium UAD, turut serta membantu pelaksanaan observasi. Begitu pula mahasiswa asing dari Kenya juga ikut mengamati Gerhana Bulan Total. Kehadiran masyarakat di masjid dan sekaligus melihat tayangan live streaming juga menunjukkan antusiasme tinggi, meski fenomena berlangsung hingga menjelang subuh. Gerhana Bulan Total kali ini merupakan satu-satunya yang dapat diamati di Indonesia sepanjang tahun 2025, sementara gerhana bulan berikutnya baru akan terjadi pada Maret 2026.
Selain bernilai edukasi, kegiatan ini juga menghasilkan data penting terkait kondisi atmosfer, termasuk pencatatan tingkat polusi cahaya yang relevan untuk kelestarian lingkungan. Data gerhana juga menjadi bahan berharga dalam pemutakhiran hisab, khususnya bagi Muhammadiyah.
Kegiatan observasi ini menegaskan peran aktif Pusat Studi Astronomi UAD dalam bidang penelitian, edukasi, serta jejaring astronomi nasional melalui kerja sama dengan berbagai institusi dalam forum Jejaring Observatorium dan Planetarium Indonesia (JOPI) serta Muhammadiyah Observation Network (MuON). (doc)