Health Promoting University dan Kampus Sejahtera
Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar studium generale pada 9 Maret 2024 secara daring. Berkolaborasi dengan program Studi (Prodi) Magister Kesehatan Masyarakat (MKM) dan Lembaga Pendidikan Sertifikasi Islam (LPSI), Prof. Dra. Raden Ajeng Yayi Suryo Prabandani, M.Si., Ph.D. hadir sebagai narasumber.
Ia merupakan Ketua Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM). Mengacu pada tema “Kesehatan Mental dan Spiritual dalam Ikhtiar Meningkatkan Prestasi Akademik dan Nonakademik” yang diusung, Prof. Yayi mengungkapkan tentang Health Promoting University (HPU) dan Kampus Sejahtera.
HPU merupakan sebuah pendekatan kesehatan yang diinisiasi oleh Asian University Network, dan UGM menjadi salah satu anggota di dalamnya. Pendekatan ini dilakukan secara holistik dan komprehensif di universitas untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat, sejahtera, dan berkelanjutan bagi masyarakatnya.
“Harapannya ada kebijakan dari pimpinan fakultas maupun universitas agar lingkungan fisik dan sosial bisa mendukung peningkatan kesehatan pada setting perguruan tinggi. Misalnya, lingkungan universitas yang menyenangkan, dukungan olahraga sebagai hobi, penyediaan makanan sehat di kantin, juga layanan kesehatan mental,” terang Prof. Yayi.
Ia melanjutkan, “Terdapat delapan tema HPU yang bisa diterapkan yakni aktivitas fisik; pola makan sehat; kesehatan mental; literasi kesehatan (termasuk safety driving, helmet use, kesehatan reproduksi, dan interaksi sosial, dan lain sebagainya); zero tolerance narkoba, tembakau dan alkohol; zero tolerance kekerasan, perundungan, dan pelecehan; pembentukan lingkungan hidup sehat, aman; dan disabled friendly.”
Selain HPU, kampus sejahtera juga menjadi upaya untuk meningkatkan kesehatan mental dan spiritual sehingga setiap sivitas akademika saling mendukung, memberi apresiasi positif, dan memotivasi. Dengan begitu, mahasiswa mampu mengenali potensi dirinya, hari-harinya produktif, tangguh, dan mampu berkontribusi untuk komunitas.
Dalam implementasinya, kampus sejahtera harus membuat beberapa komponen seperti literasi kesehatan jiwa seluruh sivitas akademika (lewat studium generale misalnya), kebijakan yang mendukung program, pengembangan kapasitas kesehatan jiwa (pelatihan kepada dosen sebagai psychological first aid), serta sistem rujukan layanan kesehatan jiwa (Fakultas Psikologi UAD).
“Komponen-komponen tersebut diharapkan bisa menjadi upaya proteksi untuk mengurangi faktor risiko sehingga dapat menciptakan lingkungan lebih nyaman baik secara sosial maupun personal. Literasi kesehatan mental, manajemen waktu, kegiatan minat bakat, sosialisasi worklife balance, peninjauan beban kerja, piknik bersama, pilihan kelompok hobi, dan assertive training, dapat diterapkan pada sivitas akademika sebagai upaya preventif kesehatan mental dalam HPU,” pungkasnya. (ish)