Kajian Genetika dalam Al-Qur’an: Harmoni Ilmu, Iman, dan Sains

Ceramah Menjelang Berbuka Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bersama apt. Lalu Muhammad I., Ph.D. (Foto. Masjid IC UAD)
Ramadan di Kampus (RDK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 1445 H melalui Kajian Menjelang Berbuka oleh apt. Lalu Muhammad I., Ph.D. pada Selasa, 11 Maret 2025, menyampaikan bahwa ilmu pengetahuan dan agama bukanlah dua entitas yang saling bertentangan, melainkan bisa berjalan berdampingan dalam harmoni. Hal ini disampaikan dalam kajian ilmiah bertajuk “Al-Qur’an: Inspirator Sains dan Saintis Muslim” yang mengupas bagaimana kitab suci Islam memberikan inspirasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Surah Al-Mu’minun ayat 12‒14 menjelaskan proses penciptaan manusia, yang kini dapat dijelaskan secara ilmiah melalui embriologi modern. Bahkan, konsep genetika yang diperkenalkan oleh Gregor Mendel juga dapat dikaitkan dengan sistem keturunan yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Ustaz Lalu menjelaskan dalam dunia genetika, fenomena unik juga ditemukan pada Suku Bajau di Sumatra, masyarakat maritim yang terkenal sebagai “pengembara laut”. Penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki varian gen PDE10A yang membuat limpa mereka lebih besar, meningkatkan kapasitas oksigen dalam darah. Selain itu, gen BDKRB2 yang ditemukan pada mereka berperan dalam refleks menyelam manusia, memungkinkan mereka bertahan lebih lama di dalam air.
Selain itu, ia juga membahas tentang puasa yang diwajibkan dalam Islam ternyata memiliki manfaat ilmiah yang luar biasa. Penelitian Profesor Yoshinori Ohsumi, peraih Nobel di Bidang Fisiologi atau Kedokteran tahun 2016, membuktikan bahwa autophagy proses alami tubuh dalam mendaur ulang sel yang rusak dipicu oleh puasa. Setelah 12 jam tanpa makanan, tubuh mulai masuk ke fase survival repair mode, membakar lemak sebagai energi dan meregenerasi jaringan.
Selain itu, di bulan Ramadan, kadar oksitosin hormon yang berperan dalam kebahagiaan dan ikatan sosial mengalami peningkatan signifikan. Inilah yang menjelaskan mengapa banyak orang merasa lebih bahagia saat berpuasa.
Kajian ini menekankan pentingnya kolaborasi antara ilmuwan dan ulama dalam menggali lebih dalam hubungan antara sains dan agama. Seperti yang disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad saw. yang berarti, “Sebaik-baik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Dengan terus mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan petunjuk dalam Al-Qur’an, umat Islam dapat lebih memahami kebesaran Allah Swt. serta menjadikan sains sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan. (Lin)