Kupas Tuntas Strategi Konten dan Dakwah Digital

Elma Riana, S.I.Kom., Pemateri pada Kunjungan Multimedia IMM FTI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ke TV MU Yogyakarta (Foto. IMM FTI UAD)
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan (FTI UAD) mendapatkan pembekalan mendalam mengenai dunia media saat menyelenggarakan Kunjungan Multimedia ke tvMu Yogyakarta pada Selasa, 15 Juli 2025. Bertempat di Meeting Room Kampus II-B UAD, sesi materi menjadi inti dari kegiatan yang mengangkat tema “Dakwah Digital Kreatif sebagai Wujud Intelektual dalam Mewujudkan Media Dakwah yang Inovatif dan Transformatif”.
Kegiatan ini bertujuan membekali kader IMM FTI UAD dengan wawasan dan keahlian praktis seputar industri media, mulai dari proses produksi konten hingga strategi menyebarkan pesan dakwah yang efektif di platform digital. Pengetahuan ini diharapkan dapat menjadi fondasi bagi kader untuk berkarya secara kreatif dan berdampak di tengah perkembangan zaman.
Dalam sesi pemaparan, narasumber dari tvMu Yogyakarta, Elma Riana, S.I.Kom., yang juga merupakan alumnus UAD, membagikan kunci-kunci utama dalam produksi media. Ia menjelaskan bahwa setiap konten profesional, baik untuk televisi maupun media sosial, harus melewati tiga tahap fundamental.
“Setiap produksi konten itu perlu Pra-produksi, Produksi, dan Pasca-produksi. Kita tidak akan bisa jalan kalau pra-produksi belum selesai karena di sinilah semua konsep, mulai dari riset tema, naskah, perencanaan visual, hingga budgeting, dimatangkan,” ungkapnya.
Elma juga menguraikan pentingnya keseimbangan antara hard skill dan soft skill untuk bisa bertahan di dunia kerja. Menurutnya, kemampuan teknis seperti videografi memang penting, tetapi kemampuan interpersonal seperti komunikasi, adaptasi, dan etika kerja adalah penentu keberhasilan jangka panjang. Ia juga menyoroti pentingnya personal branding melalui media sosial, yang kini sering menjadi penilaian pertama bagi perekrut.
“Kalau kalian punya soft skill, tetapi tidak punya hard skill, kalian tidak akan diterima dengan kualifikasi yang dilamar. Sebaliknya, punya hard skill, tetapi tidak bisa berkomunikasi dengan baik, ya seleksi alam,” tegasnya.
Menghubungkan semua aspek teknis tersebut dengan dakwah, Elma mendorong para kader untuk memanfaatkan platform digital sebagai sarana menyebarkan kebaikan. Ia memberikan tips praktis seperti menggunakan formula 5W+1H dalam tulisan, menciptakan judul yang memiliki sisi unik atau human interest untuk menarik pembaca, dan selalu memposisikan diri sebagai audiens sebelum memublikasikan konten.
Sesi materi ditutup dengan tantangan, di mana peserta diajak untuk langsung membuat konten video pendek atau desain mengenai kunjungan tersebut dan mengunggahnya ke media sosial. Langkah ini menjadi wujud aktualisasi dari ilmu yang telah didapat, yang mendorong kader untuk menerapkan pengetahuan dakwah digital dalam karya nyata. (Ito)