Magot, Solusi Masalah Sampah dan Pakan Ternak di Tegalsari
Pada acara silaturahmi pertama 22 Januari 2024 lalu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Alternatif Ramadan Unit I.B.1 bertemu dengan beberapa tokoh penting di Jamblangan, Tegalsari, Yogyakarta, tempat berlangsungnya kegiatan KKN yang akan berjalan kurang lebih selama satu bulan. Kepala Dukuh Jomblangan Sigit Danang Herjuna, S.T. dan Nardi selaku Takmir Masjid An-Noer Tegalsari menyambut dengan baik. Dalam pertemuan itu, dibahas permasalahan di desa tersebut yaitu pengelolaan sampah yang belum maksimal. Oleh karena itu, KKN UAD hadir untuk memberikan solusi.
Mahasiswa berinisiatif menerapkan bioteknologi magot black soldier fly (BSF) yang dapat mereduksi sampah organik dalam waktu yang singkat. Budi daya magot juga dapat bernilai ekonomis. Maka, tujuan dari kegiatan ini agar kesadaran warga Tegalsari terhadap sampah lebih baik lagi. Sebenarnya, warga sudah memilah sampah dengan mengadakan bank sampah Berkah Mekar Sari, tetapi problem mereka di sampah organiknya yang belum terorganisir dengan baik.
Magot BSF adalah larva dari lalat tentara hitam yang memiliki kemampuan alami untuk mencerna dan menguraikan sampah organik. Proses ini menghasilkan pupa dan residu yang kaya akan nutrisi. Magot BSF juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan protein tinggi untuk ternak, seperti ayam dan ikan. Selain itu, residu atau yang biasa disebut kasgot yang dihasilkan dapat dijadikan pupuk organik yang baik untuk pertanian.
Proses budi daya magot BSF di Desa Tegalsari dilakukan oleh mahasiswa KKN UAD di lahan milik Nardi pada 24 Februari 2024. Mereka mencoba tiga kali pembudidayaan dari telur magot. “Semoga program budi daya magot BSF ini bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat agar mampu dan mau beternak, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta membuat masyarakat sadar bahwa dari sampah dapat bernilai ekonomis,” ucap salah satu mahasiswa KKN.
KKN UAD Unit I.B.1 juga menjalin kerja sama dengan INOFARM YK untuk mendampingi warga Tegalsari dan mengedukasi cara budidaya maggot kemudian bagaimana pengolahan sampahnya, serta bagaimana menggunakan maggot sebagai pakan sehingga menjadikan maggot BSF bernilai ekonomis.
Dari program ini masyarakat diharpkan dapat mengimplementasikan ilmu yang sudah didapatkan dan berguna bagi diri senidri maupun untunk lingkungan khusunya Desa Tegalsari. (doc)