Memahami Social Media Insight

Angelie Ivone, S.T., Narasumber pada Pelatihan Canon Indonesia di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Septia)
Bidang Humas dan Protokol (BHP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Canon Indonesia sukses menyelenggarakan pelatihan fotografi bertajuk “Picture Perfect: Boost Your Social Media with Photography Skills” pada Sabtu, 24 Mei 2025, di Ruang Amphitheater B, Gedung Fakultas Kedokteran (FK), Kampus IV UAD.
Acara ini menghadirkan Angelie Ivone, S.T., selaku Senior Manager Marketing Support Canon dan PT Datascrip, sebagai narasumber utama. Suasana pelatihan dikemas secara interaktif dan semi-formal, diawali dengan ice-breaking games yang bertujuan untuk mencairkan ketegangan peserta setelah Ujian Tengah Semester (UTS).
Dalam penyampaian materinya, Angelie Ivone membagikan pengalaman panjangnya selama 17 tahun di dunia marketing dan digital media, khususnya dalam pengelolaan media sosial Canon. Ia menekankan bahwa dunia media sosial tidak memiliki formula pasti, sebab algoritma setiap platform selalu berubah-ubah dan berada di luar kendali pengguna.
Peserta diajak memahami pentingnya data digital, termasuk demografi pengguna media sosial, perilaku, serta alasan utama masyarakat menggunakan platform seperti WhatsApp, Instagram, TikTok, dan Facebook. Disampaikan pula bahwa strategi konten yang tepat harus menyesuaikan dengan minat dan perilaku target audiens, bukan berdasarkan asumsi pribadi.
Angelie juga memaparkan konsep penting dalam pengelolaan media sosial, yaitu prinsip NIS (Niche, Identity, Specificity), pentingnya memanfaatkan momen kekinian (momentum-based content), serta strategi konten yang kreatif dan adaptif terhadap algoritma. Ia membagikan contoh keberhasilan konten pribadi dan konten Canon yang viral karena relevansi tema dengan tren saat itu.
“Di media sosial, jangan hanya buat konten yang kamu suka, tapi buatlah konten yang disukai oleh audiens,” imbuhnya.
Dalam sesi diskusi, peserta diajak untuk memahami indikator kinerja media sosial seperti impressions, reach, dan engagement, serta risiko keliru dalam mengejar jumlah followers secara instan. Ia mengingatkan bahwa followers bukanlah ukuran utama, sebab yang terpenting adalah jangkauan dan interaksi yang bermakna.
Angelie juga berbagi praktik Canon yang mengelola akun media sosialnya secara mandiri tanpa menggunakan agensi, sebagai bentuk efisiensi dan kontrol kualitas konten. Canon memiliki beberapa akun Instagram dan TikTok yang terpisah berdasarkan segmen produk, seperti Canon Imaging Indonesia dan Canon Printing Indonesia.
Pelatihan ini memberikan wawasan mendalam dan pengalaman praktis bagi mahasiswa dan staf di lingkungan UAD, khususnya yang terlibat dalam pengelolaan media sosial kampus. Peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga inspirasi dan perspektif baru secara langsung dari pelaku di industri media digital.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif dan antusias, menunjukkan minat besar mahasiswa terhadap pengembangan keterampilan di bidang fotografi dan digital marketing. (Septia)