Meneguhkan Arah Gerak Persyarikatan, Sekolah Ideologi Muhammadiyah PWM DIY Resmi Dimulai

Peresmian Sekolah Ideologi Muhammadiyah bertempat di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas dan Protokol UAD)
Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (MPKSDI PWM DIY) mengawali program penguatan ideologi melalui peresmian Sekolah Ideologi Muhammadiyah angkatan pertama. Kegiatan bertajuk Stadium General ini digelar di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Senin, 11 Agustus 2025, dengan mengusung tema “Dari Kelas ke Gerakan: Ideologi sebagai Penjaga Arah Gerak Persyarikatan”.
Sekolah Ideologi Muhammadiyah PWM DIY dihadirkan sebagai pusat keunggulan kajian ideologi, keislaman, dan kemuhammadiyahan. Visi besarnya adalah mencetak kader berdaya saing global, inklusif, berakhlak mulia, serta siap menghadapi tantangan zaman dengan semangat dakwah moderat dan berkemajuan.
Dalam laporannya, Direktur Sekolah Ideologi Muhammadiyah, Dr. Hardi Santosa, S.Pd., M.Pd., mengungkap bahwa 33 peserta terpilih merupakan hasil proses seleksi panjang. Meskipun pendaftar cukup banyak, pada angkatan pertama ini hanya dibuka satu kelas demi menjaga kualitas pembinaan. “Kami melakukan situation adjustment test untuk mengukur komitmen dan daya tahan calon peserta. Menariknya, banyak yang menyatakan siap mandiri secara pembiayaan meski ada dukungan dari sekolah. Ini menunjukkan kesungguhan dan semangat juang yang tinggi,” ungkapnya.
Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., dalam sambutannya menegaskan pentingnya langkah strategis ini. “Treatment formal seperti ini belum pernah kita lakukan sebelumnya. Ke depan, saya berharap program ini tidak hanya membekali para kepala sekolah, tetapi juga bisa dikembangkan untuk mendukung diaspora Muhammadiyah demi kemajuan bangsa,” ujarnya.
Ketua PWM DIY, Dr. H. Muhammad Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A., menekankan bahwa Sekolah Ideologi merupakan bagian dari delapan program prioritas hasil Musyawarah Wilayah (Musywil). “Program ini harus terukur, terus dievaluasi, dan berkesinambungan agar kualitas kepemimpinan Muhammadiyah di DIY semakin meningkat,” tuturnya.
Puncak kegiatan diisi dengan kuliah umum oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. Ia menegaskan bahwa ideologi menjadi penentu arah gerak persyarikatan di tengah arus pemikiran global. “Dalam lalu lintas ideologi, Muhammadiyah memiliki distingsi yang khas sehingga tidak mudah terbawa arus. Ideologi kita lahir dari paham keislaman yang kemudian disistematisasi menjadi pemikiran formal yang terstruktur dan konsisten,” katanya.
Sebagai tanda dimulainya sekolah ideologi, dilakukan penyematan jas peserta oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Ketua PWM DIY. Momentum ini menjadi penanda awal perjalanan para peserta dalam memperdalam pemahaman ideologi, mengasah kepemimpinan, dan meneguhkan peran Muhammadiyah di ranah lokal maupun global. (Lus)