• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Meneladani Kepedulian Sosial Nabi Muhammad saw.

04/10/2023/in Feature /by Ard

M. Khaeruddin Hamsin, Lc., LLM., Ph.D. selaku Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Narasumber Pengajian Maulid Nabi LPSI UAD (Dok. Zahro)

Lembaga Pusat Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyelenggarakan pengajian untuk para dosen, tenaga pendidik, dan sivitas akademika UAD dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. Acara ini diselenggarakan secara luring di lantai 2 Masjid Islamic Center (IC) UAD dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube LPSI UAD pada Rabu, 27 September 2023. Hadir sebagai pemateri M. Khaeruddin Hamsin, Lc., LLM., Ph.D. selaku Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Tema yang dibahas kali ini adalah tentang “Meneladani Kepedulian Sosial Nabi Muhammad saw.”.

“Maulid Nabi Muhammad saw. menjadi momen untuk merenungkan pentingnya dakwah, kesederhanaan, maupun kepedulian sosial yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Selain itu juga untuk memperkuat iman dan cinta kepada Allah serta Rasul-Nya,” jelas Khaeruddin di awal pembicaraannya.

Lebih lanjut ia menerangkan, keteladanan Rasulullah dipahami oleh para ulama sebagai sesuatu yang tidak selalu berada di pikiran kita, tetapi ada dalam diri kita. Sehingga, banyak orang yang menyebutnya keteladanan itu harus menyatu dengan tubuh kita atau yang dikenal dengan bahasa Arabnya adalah uswah amaliah. Artinya, keteladanan harus terimplementasi dalam kehidupan ataupun perilaku.

“Jadi, Rasulullah itu harus menyatu dengan kita. Jika Rasulullah sudah menyatu, maka akan muncul 2 permasalahan yaitu Rasulullah sebagai manusia dan sebagai nabi. Rasulullah sebagai manusia artinya sejak ia lahir sampai meninggal dunia. Rasulullah sebagai nabi ialah sejak umur 40 tahun sampai meninggal dunia,” imbuh Khaeruddin.

Meneladani Rasulullah dengan ittiba’us sunnah, memiliki maksud keteladanan itu bisa terjadi sejak Rasulullah lahir sampai meninggal dunia. Sebagai umat, kita harus mengikuti apa yang sudah menjadi doktrin Rasulullah sejak menjadi nabi sampai meninggal dunia.

Selain itu, perbuatan Rasulullah oleh para ahli usul fikih dibagi menjadi 3. Pertama, jibiliyah bashariyah yaitu hasrat biologis yang artinya Rasulullah itu manusia. Maka, hasrat biologisnya ini tentu berbeda dengan perbuatan Rasulullah sebagai ajaran agama. Kedua, tasyri yaitu Rasulullah menyampaikan sesuatu karena itu doktrin agama. Ketiga, perbuatan Rasulullah yang khusus kepada dirinya sendiri yang tidak perlu diikuti oleh umatnya. Persoalan yang sering terjadi adalah tidak bisa membedakan apakah yang dilakukan Rasulullah itu hasrat biologis atau sesuatu yang memang harus disampaikan. Hal tersebut menimbulkan berkembangnya ittiba’us sunnah di kalangan masyarakat yang berbeda.

Berbicara tentang uswah, Khaeruddin menjelaskan bahwa uswah ini penting untuk selalu bicarakan karena mengikuti kehidupan kita dan ada di tengah-tengah kita. Uswah adalah meneladani cara makannya, bukan alat yang digunakan untuk makan. Rasulullah mengatakan, “Aku makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang” itulah yang harus diteladani, karena proses itu adalah proses jibiliyah bashariyah.

“Sedangkan, proses tasyri seperti wahyu yang turun itu sendiri masih di dalam persoalan. Apakah wahyu itu menjadi sesuatu yang di dalamnya ada tuntutan atau ada pilihan di dalam wahyu itu. Jika di dalamnya ada tuntutan berarti tidak bisa memilih, jadi harus melakukannya atau harus meninggalkannya. Jika di dalamnya pilihan, maka harus melihat atau memilih. Memilih artinya kedudukannya sama antara melakukan atau meninggalkan,” tutup Khaeruddin. (Zah)

uad.ac.id

Tags: Berita, Berita UAD, Dosen, Dosen UAD, Mahasiswa, Mahasiswa UAD, Muhammadiyah, News UAD, UAD, UAD Jogja, UAD Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, WeAreUAD
https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/M.-Khaeruddin-Hamsin-Lc.-LLM.-Ph.D.-selaku-Majelis-Tarjih-dan-Tajdid-Pimpinan-Pusat-PP-Muhammadiyah-Narasumber-Pengajian-Maulid-Nabi-LPSI-UAD-Dok.-Zahro.jpeg 752 1005 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-10-04 11:39:542023-10-07 08:11:17Meneladani Kepedulian Sosial Nabi Muhammad saw.
You might also like
KKN UAD Buat Biopori di Lingkungan Notoprajan
Optimalisasi Peran Mahasiswa Melalui Basic Training of Public Health
KKN UAD Sosialisasikan Pembuatan Samilla Green
Belajar Langsung di Balik Layar: Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Kunjungi TVRI Jogja
Mahasiswa KKN UAD Adakan Program Kesehatan Gratis untuk Masyarakat
Awarding the Best Article dan Presenter Kategori Advanced in Sciences and Technology ADYC 2024

TERKINI

  • Tumbuhkan Semangat Berwirausaha, IMM FSBK Gelar Diskusi Ekowir14/11/2025
  • Joglosepur Summit Day 2025: Mahasiswa Farmasi Ajak Penyintas Stroke Hidup Sehat dan Bahagia14/11/2025
  • Sharing Peningkatan Mutu Pesantren, PERSADA Terima Kunjungan Ma’had Al-Jami’ah UIN FAS Bengkulu14/11/2025
  • Dosen dan BEM UAD Wujudkan Desa Hargomulyo Bebas Stunting Melalui Hilirisasi Hasil Riset13/11/2025
  • Inovasi Edukasi Mitigasi Bencana Antarkan Tim PKM MENTARI UAD ke PIMNAS ke-3813/11/2025

PRESTASI

  • Gameboard Edukasi Bencana Antar Mahasiswa UAD Jadi Juara Internasional14/11/2025
  • Mahasiswa Teknologi Pangan UAD Raih Juara 2 Esai di Bidang Social, Language & Cultural14/11/2025
  • Mahasiswa Kedokteran UAD, Pramudya Wijaya, Raih Juara II Vocal Solo Tingkat Nasional PKSM 202514/11/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Olimpiade Biologi Bioleaf XII 2025 di UIN Alauddin Makassar14/11/2025
  • Alfiyyah: Di Balik Medali Perak, Ada Latihan, Doa, dan Rasa Sakit yang Tak Terlihat14/11/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top