Menerapkan Flipped Classroom untuk Menjadi Guru Profesional

Dr. Yudi Wardana, M.Sc., Narasumber Kuliah Pakar PGSD Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Humas UAD)
Guru menjadi profesi yang sangat mulia karena mampu menginspirasi dan berperan penting dalam membentuk masa depan anak bangsa. Diperlukan guru yang profesional dalam membimbing dan mendampingi siswa untuk menerapkan nilai-nilai positif dalam aspek kehidupan.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melangsungkan kegiatan kuliah pakar pada 23 Mei 2025 di Ruang Amphitarium Kampus IV UAD untuk upaya melahirkan guru yang profesional.
Dr. Yudi Wardana, M.Sc. selaku Kepala Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Noyokerten turut menghadiri acara tersebut sebagai narasumber hebat yang sangat inovatif. Ia menjelaskan bahwa menjadi guru yang profesional harus mampu mewujudkan sikap tenang, tenteram, sabar, dan bermoral. “Menjadi guru yang profesional berarti harus bisa menerapkan sikap tetap tenang yang artinya tidak mudah panik dan emosi dalam menghadapi masalah,” ujar Yudi.
“Guru juga harus mampu menciptakan ketenteraman batin untuk memecahkan sebuah masalah, kebesaran jiwa saat menerima kritik dan saran dari pihak lain (tidak berpandangan sempit), dan memiliki sikap yang bermoral didampingi dengan penampilan yang baik,” tambahnya.
Tidak hanya itu, menjadi guru yang profesional pun harus diselaraskan dengan kreativitas, inovativitas, dan adaptivitas, yang salah satunya dapat diaktualisasikan dengan Flipped Classroom.
Flipped Classroom adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa mempelajari materi di rumah sebelum pembelajaran di kelas. Waktu di kelas kemudian digunakan untuk diskusi, pemecahan masalah, serta aktivitas interaktif lainnya.
“Pembelajaran dengan metode Flipped Classroom mampu memfasilitasi belajar mandiri siswa disertai dengan peningkatan literasi digital sekaligus pendekatan emosional yang membuat siswa tidak takut untuk berinteraksi dengan guru,” ungkapnya.
Diharapkan, penerapan metode Flipped Classroom dalam pembelajaran mampu menjadi wadah untuk menghasilkan guru yang hebat, bermartabat, dan profesional. Selain itu, peran dan fungsi guru sebagai fasilitator, pembimbing, konsultan, inspirator, motivator, dan teman belajar dapat teraktualisasikan dengan relevan. (Salsya)