Menilik Peluang Bisnis Black Soldier Fly
Pengelolaan sampah memang tidak akan ada habisnya dari organik maupun nonorganik, sehingga masyarakat perlu cermat untuk mengatasi permasalahan sampah di lingkungan sekitar. Untuk memulainya, bisa belajar dari hal terkecil untuk memilah, terutama dalam pengelolaan sampah organik yang mudah terurai. Pemanfaatan sampah yang baik akan menjadi peluang bisnis yang besar, salah satunya dengan magot.
Melihat peluang bisnis tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 101 Unit III. B. 3 yang beranggotakan 9 mahasiswa yakni Ferlan Sonjaya, Siti Sahara S., Nur Wahyu Rizky R., Rizky Romaddon T., Adelyanty Pangestuty W., Yoga Pratama, Erika Bimbi R., Zulfa Rosdiana, dan M. Zidan yang diterjunkan di Dusun Gedogan, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, berinisiasi untuk membuka peluang bisnis dengan budi daya magot.
Erika, salah satu mahasiswa KKN UAD, menyampaikan bahwa program utama untuk masyarakat Dusun Gedogan adalah pemanfaatan sampah organik dan budi daya magot. Proses perkembangan magot tergolong mudah dan dapat berkembang secara alami. Pada lingkungan tropis maupun subtropis, magot masih bisa bertahan hidup sehingga memiliki potensi yang mudah untuk budi daya di Indonesia yang memiliki iklim tropis.
“Pembudidayaan magot terbilang mudah, cukup dengan sampah organik, terutama sampah makanan dapur yang mudah terurai dapat dijadikan sebagai pakan magot. Selain itu, tempat pembudidayaannya cukup dengan media ember tumpuk yang sederhana. Kenapa memilih magot? Karena hewan ini sangat efektif dalam pengelolaan sampah terutama sampah organik. Dalam prosesnya, sampah organik dikumpulkan dan diambil oleh pengepul untuk bahan magot,” jelas Yudi Wahyudiana, S.T. selaku pengelola magot.
Lebih lanjut ia menjelaskan, magot termasuk salah satu hewan yang mempunyai kecepatan untuk mengurai sampah organik sangat tinggi. Kurang lebih 100.000 iformaggot mampu mengelola 2 kg sampah. Magot dewasa akan menjadi lalat hitam atau lalat Black Soldier Fly (BSF). Hewan ini memiliki antibiotik alami dalam tubuhnya dan tidak membawa penyakit, sehingga sangat berbeda dengan lalat hijau. Magot juga mempunyai nilai jual yang sangat tinggi. Magot basah bisa dijual kisaran harga Rp10.000,00/kg, sedangkan magot kering kisaran Rp59.500,00/kg. Manfaat magot selain mampu mengurai sampah organik, dapat juga dijadikan pakan ternak ayam, bebek, burung, ikan, bahkan dapat dijadikan bahan dasar dalam pembuatan pupuk.
Kegiatan pemanfaatan sampah organik dan budi daya magot dilaksanakan sejak Sabtu, 18–22 Februari 2023. Antusiasme warga sangat aktif, terlihat banyak warga yang turut serta hadir dalam kegiatan tersebut. (frd)