Olah Sampah Organik Menggunakan Ember
“Tujuan diadakannya program ini untuk memberikan edukasi pengelolaan sampah organik menggunakan metode ember tumpuk, sehingga membantu masyarakat Dukuh Bakulan dalam tata cara pengelolaan sampah organik, menghasilkan produk ramah lingkungan, dan dapat mengurangi sampah rumah tangga,” kata Gentha Muhamad Djamal.
Ia bersama Erlinda Komala Dewi, Dewi Setio Wati, Budiyono, Cherlia Anggriani, Ijanur Juhrah, Dinda Faiza Atha, Muhammad Fahreza, dan Ayu Nur Fadillah, pada Minggu 26 Februari 2023 memberikan sosialisasi tentang metode ember tumpuk. Sasaran kegiatan yang dilaksanakan di halaman posko KKN, Dukuh Bakulan, Trirenggo, Bantul itu yakni warga setempat. Acara ini juga dihadiri para pemuda dan pemudi Wirasena, masyarakat, serta dukuh yang turut serta mendampingi.
Mahasiswa yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Periode 101 dari Unit VIII.C.3 tersebut melanjutkan, “Pengelolaan sampah dengan ember tumpuk merupakan metode pemrosesan pupuk dari sampah organik yang dibuat dengan menyatukan 2 ember yang disusun bertingkat.”
Pada penerapan ember tumpuk, ember didesain dengan menggunakan 2 ember (tong) dengan disusun secara bertumpuk. Ember yang berada di atas, bagian dasarnya diberi lubang. Tutup ember yang bawah juga diberi lubang. Fungsi lubang di sini adalah sebagai resapan dari cairan yang dihasilkan oleh sampah organik yang nantinya ada di dalam ember tersebut. Kemudian pada bagian ember yang bawah diberi keran yang nantinya sebagai jalannya air keluar dari hasil pembusukan.
“Ember tumpuk ini nantinya menampung sampah organik hasil sisa rumah tangga, sisa buah dan sayur. Beberapa yang tidak boleh dicampurkan ke dalam ember tumpuk ini yaitu hasil organik yang mengandung minyak, karena nanti akan berpengaruh pada hasil ember tumpuk. Pupuk organik cair tersebut bisa digunakan untuk penyemprotan di tanaman atau bisa juga disiramkan pada akar tanaman,” jelasnya.
Masyarakat dan pemuda merespons dengan baik adanya praktik pengelolaannya melalui metode ember tumpuk. Mereka sangat antusias untuk menerapkan secara mandiri di rumah, dan hasil dari pengelolaan yang berupa pupuk cair ini juga ramah terhadap lingkungan.
“Harapan setelah terselenggaranya program ini, masyarakat dapat melakukan secara mandiri dengan memanfaatkan sampah rumah tangga yang ada sehingga tercipta pupuk organik yang membantu memperbaiki lingkungan dan mengurangi sampah,” tutup Dinda, salah satu anggota KKN. (Din/Zah)