Pelatihan Tahap Kedua PPK Ormawa HMTI UAD, Dorong Kemandirian Ekonomi Masyarakat Pesisir

Pelatihan Tahap Kedua PPK Ormawa HMTI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. PPKO HMTI UAD)
Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), kembali mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan tahap kedua mengenai pemanfaatan mangrove. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 22 September 2025, di Padukuhan Tegalrejo, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul.
Pelatihan lanjutan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan tim HMTI dalam memberdayakan masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK Tegalrejo. Setelah sebelumnya peserta diajarkan mengolah daun mangrove menjadi stik dan buahnya menjadi sirup, pada tahap kedua ini tim memperkenalkan alat produksi baru yang diserahkan langsung kepada kelompok PKK untuk mendukung keberlanjutan program.
Kehadiran mesin tersebut menjadi langkah signifikan bagi ibu-ibu PKK, karena memungkinkan mereka meningkatkan kapasitas produksi dengan waktu yang lebih efisien. Selama kegiatan, mahasiswa turut membimbing peserta mengenai cara pengoperasian, perawatan alat, serta penerapan prosedur kebersihan dan keselamatan kerja.
Tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, pelatihan ini juga menyoroti aspek pengelolaan ekonomi usaha. Melalui sesi bertema “Penentuan Harga Jual Produk,” peserta diajak untuk memahami perhitungan biaya produksi, menentukan margin keuntungan, dan menyusun strategi harga yang sesuai agar produk mereka dapat bersaing di pasar lokal.
Untuk menilai efektivitas kegiatan, panitia juga melaksanakan pretest dan posttest. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman peserta terhadap perhitungan biaya dan strategi penetapan harga jual produk.
Ketua Tim, Robi Ansori, menyampaikan harapannya agar program ini dapat terus memberi manfaat bagi masyarakat Tegalrejo, baik dari segi ekonomi maupun pelestarian lingkungan. “Kami berharap pelatihan ini tidak berhenti sampai di sini. Dengan adanya alat produksi dan pendampingan berkelanjutan, ibu-ibu PKK dapat mandiri mengembangkan produk olahan mangrove dan menjadikannya sebagai sumber penghasilan baru,” ungkap Robi. (Mawar)
