Pendidikan Adalah Kunci Mengubah Kehidupan

Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I., Wakil Dekan Bidang AIK, Akademik, dan Kemahasiswaan FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Mawar)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menggelar edukasi publik bertajuk “Pendidikan: Kunci Mengubah Kehidupan.” Kegiatan yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube FKIP UAD OFFICIAL pada Senin, 18 Agustus 2025 ini menghadirkan Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I., Wakil Dekan Bidang AIK, Akademik, dan Kemahasiswaan, sebagai narasumber.
Dalam pemaparannya, Prof. Suyatno menanggapi anggapan sebagian masyarakat yang kerap mempertanyakan manfaat pendidikan tinggi. Menurutnya, pandangan bahwa sekolah atau kuliah tidak menjamin masa depan yang baik tidak sepenuhnya salah. Namun, pemahaman yang keliru terhadap pernyataan tersebut justru dapat mempersempit peluang masa depan seseorang. “Pendidikan memang tidak serta-merta menjamin kesuksesan atau pendapatan tinggi. Akan tetapi, tanpa pendidikan yang baik, peluang untuk memiliki masa depan yang lebih baik akan semakin sempit,” jelasnya.
Ia menambahkan, hampir semua negara di dunia menjadikan pendidikan, khususnya pendidikan formal, sebagai jalan utama untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Prof. Suyatno memaparkan sejumlah data pendukung, salah satunya dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) tahun 2023 yang menunjukkan bahwa lulusan pendidikan tinggi memiliki rata-rata pendapatan 57% lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya lulusan SMA ke bawah.
Di Indonesia, data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan hal serupa. Rata-rata gaji pekerja dengan pendidikan SMA ke bawah berada di kisaran Rp2,5–3,5 juta per bulan, sedangkan lulusan sarjana (S1) dapat mencapai Rp5-8 juta bahkan lebih pada sektor profesional.
Selain berpengaruh pada pendapatan, tingkat pendidikan juga berkaitan dengan kesempatan kerja, kesehatan, partisipasi sosial-politik, hingga mobilitas sosial. Laporan dari Bank Dunia dan International Labor Organization (ILO) mencatat bahwa mereka yang memiliki pendidikan tinggi cenderung lebih mudah masuk ke sektor formal dengan jaminan sosial, asuransi, dan jenjang karier.
“Pendidikan juga meningkatkan kesadaran akan kesehatan, gaya hidup yang lebih baik, serta partisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan politik. Bahkan, pendidikan berperan penting dalam membantu seseorang keluar dari lingkaran kemiskinan,” tambahnya.
Prof. Suyatno menegaskan bahwa meskipun pendidikan tinggi bukan satu-satunya penentu masa depan, pendidikan tetap menjadi bekal penting untuk menghadapi tantangan zaman. “Dengan pendidikan yang baik, insyaallah kita akan siap menatap masa depan yang lebih cerah, lebih sehat, dan lebih berdaya saing,” ujarnya. (Mawar)