Perkuat Spiritualitas Mahasiswa, LPSI UAD Gelar Pengajian Ortom dan Ormawa

Pengajian Ortom dan Ormawa oleh LPSI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. LPSI UAD)
Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Pengajian Ortom dan Ormawa pada Sabtu, 19 Juli 2025, bertempat di Amphitarium Fakultas Kedokteran Kampus IV UAD. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa perwakilan Organisasi Otonom (Ortom) dan Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) UAD sebagai bagian dari pembinaan spiritual dan penguatan nilai ideologis keislaman di lingkungan kampus.
Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Bidang Kemasyarakatan LPSI UAD, Muh. Saeful Effendi, M.Pd.B.I. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan suasana kegembiraan dan mempererat ukhuwah di antara para penggerak organisasi mahasiswa.
“Tujuan utama acara ini adalah untuk menggembirakan. Mudah-mudahan, forum ini menjadi bentuk penghargaan atas semangat teman-teman mahasiswa yang berjuang di Ortom dan Ormawa. Kita berkumpul bukan dalam konteks politik, melainkan dalam forum pengajian yang mengisi dan menguatkan sisi spiritual kita,” ujarnya.
Materi pengajian disampaikan oleh Fauzan Anwar Sandiah, M.Pd., selaku perwakilan Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kajian yang dibawakan mengangkat tema “Metodologi Pemahaman Agama Islam”, yang mengajak peserta untuk memahami identitas dan misi Muhammadiyah dalam perspektif dakwah dan tajdid (pembaruan).
Fauzan menekankan bahwa Muhammadiyah memiliki empat identitas utama, yaitu sebagai gerakan dakwah, gerakan tajdid, gerakan ilmu, dan gerakan amal. Menurutnya, Muhammadiyah bukan sekadar organisasi Islam, melainkan gerakan pembaruan sosial yang lahir dari kesadaran terhadap urgensi pemurnian dan aktualisasi ajaran Islam di tengah masyarakat.
Ia mencontohkan reformasi pemahaman zakat oleh Muhammadiyah pada awal abad ke-20 sebagai bentuk nyata tajdid. “Dulu, zakat dikumpulkan di masjid atau di rumah tokoh agama. Muhammadiyah datang dengan pandangan bahwa dalam Islam, zakat harus disalurkan melalui amil. Pandangan ini awalnya menuai penolakan dari kalangan tradisional, tetapi kini menjadi hal yang umum,” jelasnya.
Kegiatan ini menjadi wadah untuk menghidupkan nilai-nilai keislaman progresif di kalangan mahasiswa UAD, sekaligus memperkuat semangat kolaborasi antarorganisasi dalam menebarkan kebermanfaatan melalui pendekatan spiritual. (Lus)