Rahasia di Balik Ayat Ihdinash Shiraathal Mustaqiim
Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan salat Jumat pada 20 Muharram 1446 H bertepatan dengan 26 Juli 2024 M. Ustaz Hatib Rahmawan, S.Pd., S.Th.I., M.Ag. selaku Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Daerah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus dosen Program Studi Ilmu Hadis UAD didapuk menjadi khatib Jumat. Tema khutbah adalah mengungkap rahasia dari salah satu ayat Surah Al-Fatihah yaitu pada ayat keenam.
Ustaz Hatib menjelaskan, “Ada satu ayat di dalam Surah Al-Fatihah yang menarik untuk dikupas yakni pada ayat keenam ihdinash shiraathal mustaqiim yang artinya ‘tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus’. Jalan yang lurus sering diartikan sebagai agama Islam, juga ada rahasia di balik ayat ini yaitu pada kata mustaqiim yang berasal dari kata istaqaama-yastaqiimu-istiqamah yang memiliki arti konsisten,” terangnya.
Makna yang terkandung di dalam ayat keenam Surah Al-Fatihah adalah tidak boleh meremehkan sesuatu yang kecil. Karena hal-hal besar dan hebat akan didapat dari hal-hal yang kecil, maka dari itu hendaknya selalu beristikamah atau konsisten. Jika ingin menggapai perubahan di dalam hidup tidak harus mengubah seluruh perilaku buruk, karena hal itu akan terasa berat. Maka cukup ubah satu perilaku buruk dengan satu perilaku baik, itulah yang akan mengantarkan kepada kesuksesan. Contohnya dengan kebiasaan membaca buku selama satu jam dan lain sebagainya.
Mengutip Buya Syafii Maarif, peradaban itu dibangun dari satu kata, satu huruf yang dirangkai menjadi sebuah pemikiran besar. Di dalam perjalanan mengubah kebiasaan, maka dianjurkan untuk meninggalkan perilaku buruk yang akan menjatuhkan diri sendiri.
“Perilaku buruk jika dilakukan secara konsisten maka perilaku tersebut yang akan merugikan di kemudian hari. Orang yang merasa sudah melakukan sesuatu yang berdampak tetapi tidak terlihat, maka orang tersebut kurang bersabar. Karena siklus hidup tidak sekadar lurus, tetapi terkadang berbentuk cekung dan naik. Jika langkah pertama yang dilakukan tidak terlihat maka pada langkah-langkah berikutnya kesuksesan tidak akan terbendung lagi,” lanjutnya.
Dalam Surah Al-Fatihah, janji Allah terletak setelah ayat ihdinash shiraathal mustaqiim yang berisi pasti di balik konsisten ada kenikmatan. Allah juga telah berjanji pada Surah Al-Mujadalah ayat 11 yarfa‘illaahulladziina aamanuu mingkum walladziina uutul-‘ilma darajaat, wallaahu bimaa ta‘maluuna khabiir. Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu ‘Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis’, lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, ‘Berdirilah’, (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Pada surah tersebut dijelaskan bahwa jika serius dalam menuntut ilmu, derajat seorang hamba akan diangkat oleh Allah. Derajat yang dimaksud adalah derajat keilmuan, ekonomi, sosial, maupun derajat di masyarakat yang pastinya juga akan diangkat.
Khutbah diakhiri dengan kutipan suatu hadis, “Nabi pernah bersabda, ‘Wahai penghafal Al-Qur’an! Istikamahlah! Jika kamu istikamah maka sungguh kamu akan menang dengan kemenangan yang besar dan apabila kamu goyah ke kanan dan ke kiri di tengah jalan. Sungguh kamu akan jatuh dengan kalah yang sesungguh-sungguhnya’. Maka dari itu sebagai seorang hamba hendaknya berperilaku konsisten, istikamah, dan sabar di dalam proses, serta menjadikan sabar dan salat sebagai penolong! Konsisten di jalan yang benar itu menenangkan dan menyejukkan, andai kata mendapat kendala kita akan ditolong oleh Allah. Jadi tidak usah takut dan risau untuk memulai konsisten dan memulai berbagai hal baik!” tutup Ustaz Hatib. (Lus)