Srikandi Desa: Edukasi untuk Kader sebagai Pilar Kesehatan Warga di Desa Kanoman

Tim PPK Ormawa BEM Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. BEM Farmasi UAD)
Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) BEM Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2025 berhasil menginisiasi program edukasi kesehatan intensif bertajuk “Srikandi Desa”. Program yang berlangsung selama empat kali pertemuan ini berfokus pada isu-isu penting mengenai kesehatan dan dilaksanakan di Desa Kanoman, Kecamatan Panjatan, Kulon Progo.
Materi yang diberikan bersifat komprehensif dengan menghadirkan ahli berpengalaman. Kegiatan ini bekerja sama dengan pihak eksternal, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah DIY, Palang Merah Indonesia (PMI) Kulon Progo, dan Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) DIY.
Pada pertemuan Srikandi Desa #1, para kader dibekali ilmu mengenai Penyakit Menular (PM), Penyakit Tidak Menular (PTM), dan stunting. Fivi Yanti, S.KM., dari Dinas Kesehatan Kulon Progo, menjelaskan langkah-langkah pencegahan berbasis keluarga dan komunitas.
Selanjutnya, Srikandi Desa #2 membahas Psychological First Aid (PFA). Handy Aulia, M.Psi., Psikolog, dari HIMPSI Wilayah DIY, menekankan bahwa kesehatan mental tak kalah penting dari kesehatan fisik. “Kemampuan untuk mengamati, mendengarkan, dan menghubungkan ke tenaga profesional merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh penolong (helper),” pesannya.
Pada Srikandi Desa #3, materi semakin bervariasi. dr. Niken dari PMI Kulon Progo memberikan pelatihan P3K Rumah Tangga. Sesi dilanjutkan dengan edukasi DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) obat yang benar oleh apt. Shofia Wijayanti, M.Farm., dari PD IAI DIY.
Pertemuan terakhir, Srikandi Desa #4, berfokus pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang disampaikan oleh Khairunnissaa’ Qonitatun H, S.Ked. Materi ini menjadi penutup yang menyempurnakan karena PHBS adalah dasar dari semua upaya pencegahan penyakit.
Untuk memastikan penyerapan materi, setiap pertemuan dilengkapi dengan pre-test dan post-test. Program “Srikandi Desa” ini bukan hanya sekadar sosialisasi, melainkan investasi jangka panjang untuk kesehatan masyarakat. Harapannya, ilmu yang didapat tidak berhenti di tangan para kader, tetapi diteruskan kepada seluruh warga Desa Kanoman. (doc)