Tantangan Unifikasi Ilmu dalam Arus Western Minded

Kajian RDK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tentang Tantangan Unifikasi Ilmu dalam Arus Western Minded (Foto. Itoshiko)
Pengurus Pesantren KH. Ahmad Dahlan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan Kajian Jelang Berbuka dengan tema “Tantangan Unifikasi Ilmu dalam Arus Western Minded” yang berlangsung di Masjid Islamic Center (IC) UAD pada Jumat, 28 Maret 2025. Kajian ini menghadirkan Saeful Effendi, M.Pd.B.I. selaku Kepala Bidang Kemasyarakatan Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD sebagai pemateri.
Dalam kajian ini, Saeful Effendi membahas pentingnya unifikasi ilmu dalam menghadapi arus pemikiran Barat yang semakin mengglobal. Ia menyoroti bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan modern sering kali didominasi oleh perspektif sekuler, sehingga menuntut umat Islam untuk mampu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam berbagai disiplin ilmu. Menurutnya, Islam memiliki sistem epistemologi yang unik dan mampu menjawab tantangan zaman jika diterapkan secara holistik dalam berbagai aspek kehidupan.
Ia juga menjelaskan bahwa dominasi pemikiran Barat dalam dunia akademik sering kali menyebabkan adanya dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih integratif agar umat Islam tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu mengaitkannya dengan nilai-nilai Islam. Unifikasi ilmu ini bertujuan untuk membangun peradaban yang berlandaskan nilai-nilai Islam tanpa mengesampingkan kemajuan teknologi dan sains.
Selain itu, Saeful Effendi mengajak para peserta untuk lebih kritis dalam menyikapi berbagai konsep keilmuan yang berkembang saat ini. Ia menegaskan bahwa Islam tidak menolak ilmu pengetahuan, tetapi perlu adanya penyaringan dalam penerapannya agar tetap selaras dengan prinsip-prinsip Islam.
Melalui kajian ini, diharapkan para peserta dapat memahami urgensi unifikasi ilmu serta mampu menerapkannya dalam kehidupan akademik dan profesional mereka. Dengan demikian, umat Islam dapat lebih siap menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai keislaman yang menjadi landasan utama dalam kehidupan. (Ito)