Tim PKM-RE UAD Manfaatkan Daun Rambutan sebagai Obat Luka Diabetes
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) berhasil menciptakan produk sprayable thermosensitive hydrogel dengan memanfaatkan ekstrak daun rambutan.
Mereka adalah mahasiswa dari Program Studi (Prodi) S1 Farmasi UAD yang terdiri atas Khairun Nisa’, Tarisha Elmaningtyas Zahro, Ayu Dini Nurrohmah, Dini Hanifah, dan Muhammad Farid. Kelima mahasiswa itu telah melakukan penelitian dalam kurun waktu lima bulan, Juni – November 2023, bersama dosen pendamping, Apt. Deasy Vanda Pertiwi, M.Sc.
PKM-RE merupakan salah satu bidang kompetensi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia. Melalui penelitian ini, tim PKM-RE UAD memanfaatkan tanaman yang memiliki nama ilmiah Nephelium lappaceum, menjadi produk sprayable thermosensitive hydrogel yang dapat digunakan untuk alternatif penyembuh luka diabetes.
Dalam prosesnya, mereka melakukan penelitian dalam beberapa tahap, mulai dari determinasi daun tanaman rambutan, ekstraksi, skrining kandungan fitokimia daun rambutan, formulasi, evaluasi sediaan, hingga uji efektivitas pada hewan uji. Hasilnya, daun rambutan memiliki kandungan tanin yang tinggi. Di mana, senyawa utama yang dibutuhkan dalam penyembuhan luka diabetes adalah tanin karena memiliki efek antimikroba dan astringen yang dapat mempercepat proses penutupan luka.
Nisa selaku Ketua PKM-RE UAD menyampaikan, “Kami melakukan inovasi pembuatan termosensitif hidrogel dalam bentuk spray untuk alternatif luka diabetes karena penyembuhan luka pada penderita diabetes melitus lebih lama dibandingkan dengan keadaan normal. Sehingga dibutuhkan alternatif dari bahan alam dan salah satu tanaman yang berpotensi adalah tanaman rambutan khususnya daun rambutan,”.
Lebih lanjut, Ayu, anggota, menambahkan bahwa penelitian ini mengembangkan teknologi sediaan dengan sistem termosensitif, di mana suatu sediaan yang awalnya berbentuk cair akan menjadi bentuk gel saat bertemu suhu tubuh. “Sifat luka yang basah akan lebih riskan terkontaminasi, maka dari itu kami menawarkan teknologi berupa spray guna mengurangi risiko kontaminasi pada saat pengaplikasian.” terangnya.
Adapun informasi terbaru dari penelitian Tim PKM-RE ini dapat dilihat dan diikuti lewat Instagram bernama @thermosensitive.hydrogel. (doc)