Tim PPK Ormawa Himafi UAD Adakan Sekolah Lapangan Vanili
Dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani dalam pengolahan vanili, tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Program Studi Fisika (Himafi) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan bimbingan Apik Rusdiana Indra Praja, S.Si., M.T., mengadakan Sekolah Lapangan pada Sabtu, 3 Agustus 2024. Acara yang berlangsung di Posko Sanggar Tani, Dusun Ngentak, Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, ini dihadiri oleh kelompok sanggar tani muda dan masyarakat Desa Pagerharjo.
Kegiatan meliputi pemaparan materi, diskusi grup, serta sesi tanya jawab yang antusias. Yudi Setiyadi, yang merupakan CEO PT Lazuardi Global Creative, bertindak sebagai pemateri utama. Ia menyampaikan berbagai materi penting terkait argoklimat dan media tanam vanili.
Dalam materinya, Yudi menjelaskan bahwa vanili merupakan turunan anggrek yang sangat membutuhkan kalium dan kalsium. Kalium dapat diperoleh dari kulit buah-buahan seperti kulit jengkol dan cokelat. Vanili dapat tumbuh dengan baik di wilayah iklim tropis atau subtropis pada ketinggian antara 5 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut, asalkan ditanam dengan teknik yang baik dan benar. Kelembapan lingkungan yang dibutuhkan sekitar 60%, dengan suhu rata-rata harian antara 22° hingga 28°. Vanili juga membutuhkan intensitas cahaya matahari sebesar 30 hingga 50%, yang bisa diukur dengan suhu tubuh sendiri. Kehangatan hanya dibutuhkan pada siang hari.
Selain itu, ia menekankan pentingnya nitrogen yang tinggi bagi vanili, yang dapat ditemukan dari beberapa tumbuhan pakan kambing, bukan hanya dari pupuk urea. “Proses pemupukan vanili harus dimulai sejak awal, dengan menyiapkan media tanam dan pupuk yang digunakan secara bertahap. Penggunaan sabut kelapa yang baru dianjurkan untuk menyerap kelembapan maksimal, sementara serbuk gergaji juga bisa digunakan jika berasal dari pohon yang tidak bergetah dan direndam selama sekitar satu bulan untuk menghilangkan tanin,” ungkapnya.
Dalam pembentukan kebun secara tradisional, penggunaan batang rambat setinggi sekitar 175 cm dengan jarak antar batang 1,5 meter dianjurkan. Bibit vanili dengan panjang sekitar satu meter, tiga ruas paling bawah tidak dimasukkan ke media tanam untuk mencegah pembusukan. Akar yang tumbuh pada setiap batang harus dibuang satu per satu, kemudian didiamkan selama lima hari hingga tiga minggu untuk pertumbuhan yang lebih baik. Pucuk yang sudah ada tidak boleh terluka atau patah agar vanili bisa tumbuh lebih cepat dan tidak ada cabang baru yang tidak dibutuhkan.
Acara tersebut berhasil memberikan wawasan baru bagi para peserta tentang teknik budi daya vanili yang baik dan benar, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil panen mereka. Tim PPK Ormawa Himafi UAD berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan kualitas dan produktivitas petani vanili melalui kegiatan-kegiatan edukatif semacam ini. (doc)