UAD Gelar Seminar Peran Bimbingan Konseling di Perguruan Tinggi
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menggelar seminar bertajuk “Peran Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Kesehatan Mental Mahasiswa: Future Anxiety” bertempat di Amphitarium Lt. 9 Kampus IV UAD. Acara ini dihadiri oleh para Pengurus Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), Pimpinan Perguruan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mahasiswa, dan dosen.
Seminar tersebut mengundang tiga pemateri, Fathur Rahman, S.Pd., M.Si. selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Besar ABKIN, Dr. Dody Hartanto, M.Pd. selaku dosen UAD sekaligus Ketua Ikatan Bimbingan dan Konseling Perguruan Tinggi (IBKPI) ABKIN, dan Dr. Caraka Putra Bhakti, M.Pd. selaku Kepala Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD.
Kepala Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan Bimawa UAD menyampaikan sambutan. “Kegiatan ini merupakan rangkaian dari acara Milad UAD ke-64, sehingga kami di Biro Kemahasiswaan dan Alumni khususnya Bidang Pengembangan Karakter bertanggung jawab terkait pengembangan karakter dan kesejahteraan mahasiswa yakni salah satunya dengan penyediaan layanan konseling mahasiswa.”
Ia melanjutkan, “Dalam kegiatan ini, salah satu hal yang penting untuk dilakukan yaitu menegaskan kedudukan bimbingan konseling perguruan tinggi yang perlu dikembangkan lebih tajam. Hal ini tentu untuk berkat sinergi berbagai pihak dalam rangka belajar pengembangan bimbingan konseling yang optimal. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan UAD dan perguruan tinggi lain dapat saling bersinergi.”
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD, Dr. Gatot Sugiharto, M.H., juga menyampaikan sambutannya. “Saya ucapkan terima kasih kepada ABKIN yang berkenan untuk bekerja sama dengan UAD dalam kegiatan-kegiatan seminar ataupun mentoring kegiatan yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling. UAD menyadari sepenuhnya bahwa bimbingan dan konseling di perguruan tinggi itu penting. Hal itu karena bimbingan dan konseling baru berada di sekolah menengah saja, sedangkan di perguruan tinggi fungsi bimbingan dan konseling ini diserahkan sepenuhnya kepada dosen pembimbing akademik.”
“Sayangnya, tiap dosen belum tentu memiliki kompetensi dalam hal konseling. Konseling adalah sesuatu yang butuh pemahaman secara khusus tentang bagaimana menghadapi karakter manusia dengan berbagai macam sifatnya. Oleh karena itu, kalau peran konseling ini diserahkan kepada dosen pembimbing akademik, saya rasa akan menjadi kurang optimal,” ucap Gatot.
Perwakilan Pengurus Besar ABKIN, Dr. Hardi Santosa, M.Pd., juga turut menyampaikan sambutannya. Kemudian acara dilanjutkan dengan foto bersama seluruh peserta seminar, dan dilanjutkan dengan pemaparan materi. (Lus)