UAD Tingkatkan Kapasitas Solar Dome Dryer dan Kembangkan Aplikasi Manajemen Usaha
Tim pengabdian masyarakat dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan bangga mengumumkan peluncuran program inovatif bertajuk “Peningkatan Kapasitas Terintegrasi Pendeteksi Kekeringan Rempah-rempah pada Solar Dome Dryer dan Pengembangan Aplikasi untuk Efisiensi Manajemen Usaha yang Berkelanjutan” pada 23 Oktober 2024.
Program ini bekerja sama dengan Koperasi Wahana Mandiri Indonesia (WMI) dan didanai oleh hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), bertujuan untuk mendukung pengembangan teknologi tepat guna bagi pengolahan rempah-rempah di sektor usaha kecil dan menengah (UKM).
Selain itu, program tersebut juga merupakan solusi inovatif yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi serta efisiensi usaha di Koperasi WMI, yang selama ini mengandalkan metode tradisional dalam proses pengeringan rempah-rempah. Inovasi solar dome dryer yang dilengkapi dengan teknologi pendeteksi otomatis tingkat kekeringan rempah-rempah diintegrasikan dengan pengembangan aplikasi manajemen usaha yang ramah pengguna.
Ketua tim pengabdian masyarakat UAD, Prof. Ir. Anton Yudhana, S.T., M.T., Ph.D. menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi rempah-rempah yang diolah oleh Koperasi WMI. “Solar dome dryer ini tidak hanya mampu mengeringkan rempah-rempah lebih cepat, tetapi juga memastikan kualitas produk tetap terjaga. Kami menghadirkan teknologi pendukung untuk meningkatkan kapasitas produksi dan menjaga kualitas melalui sistem pendeteksi otomatis,” ujarnya.
Tim juga telah mengembangkan aplikasi berbasis digital untuk efisiensi manajemen usaha yang memungkinkan Koperasi WMI memantau proses produksi, mengelola stok, hingga merencanakan distribusi produk secara lebih sistematis dan efektif. “Dengan aplikasi ini, anggota koperasi dapat lebih mudah melakukan pencatatan keuangan, manajemen produksi, serta melihat data secara real-time, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha,” tambahnya.
Program tersebut mencakup pelatihan intensif bagi anggota Koperasi WMI dalam menggunakan alat pendeteksi kekeringan dan aplikasi manajemen usaha. Melalui pendampingan dari tim UAD, para pelaku usaha di Koperasi WMI diharapkan dapat memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan daya saing produk rempah-rempah lokal baik di pasar domestik maupun internasional.
Suharti, ketua Koperasi WMI, menyambut baik inisiatif ini dan menekankan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan, koperasi, dan pemerintah untuk menciptakan inovasi yang berkelanjutan. “Kami sangat terbantu dengan adanya teknologi ini. Proses produksi menjadi lebih efisien, dan dengan adanya aplikasi, kami bisa mengelola usaha dengan lebih baik dan terencana,” ungkapnya.
Proyek ini merupakan bagian dari hibah DRTPM yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui dukungan ini, UAD dan Koperasi WMI berharap dapat menciptakan model bisnis yang berkelanjutan, yang dapat diterapkan oleh koperasi lain di seluruh Indonesia.
Program yang telah berlangsung tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi dan manajemen Koperasi WMI, tetapi juga memberikan dampak positif bagi pengembangan ekonomi lokal. Dengan adanya teknologi yang terjangkau dan mudah diakses, koperasi dan pelaku usaha kecil dapat lebih mandiri dan berdaya saing di pasar global. (doc)