Upaya FKM UAD Tingkatkan Kesehatan Pasca-Pandemi
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar acara reuni akbar milad ke-20 dengan tajuk “Tantangan Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Pembangunan Masyarakat Sehat Pasca-Pandemi di Indonesia”. Acara ini berlangsung pada Sabtu, 23 Juli 2022, melalui platform Zoom Meeting dan YouTube FKM.
Dalam sambutan yang diberikan oleh ketua panitia milad FKM ke-20, Ns. Nurul Kodriati S.Kep., M.Med.Sc. Ph.D. menjelaskan, “perayaan milad telah dilaksanakan bulan Mei lalu, yang puncaknya diadakan di Pantai Parangtritis tepatnya di Laguna View. Berbagai rangkaian acara menjadi bukti bahwa FKM bisa memberikan manfaat kepada masyarakat.”
FKM bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kota Bantul untuk mewujudkan visi dan misi perayaan milad, yaitu memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Adapun rangkaian acara yang diadakan yakni bazar makanan oleh Program Studi (Prodi) Gizi UAD, berbagai perlombaan, layanan kesehatan, dan edukasi kepada masyarakat yang memiliki rumah makan.
“Edukasi yang diberikan di antaranya aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam kesehatan masyarakat, sanitasi, dan higienis dalam produk olahan mereka. Aspek tersebut akan terus dikembangkan guna menjaga kesehatan masyarakat dalam cakupan kuliner pascapandemi Covid-19,” jelas Nurul.
“Kami memiliki tagline tahun 2024 FKM UAD sudah memiliki gelar zero master yang diberikan kepada dosen saat studi lanjut. Harapannya dapat memberikan kontribusi lebih cepat dalam perkembangan kesehatan, khususnya dalam paradigma dunia kesmas, gizi, dan K3, yang membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) lebih mumpuni,” kata Lina Handayani, S.K.M., M.Kes., Ph.D. dekan FKM UAD periode 2018-2022.
Kolaborasi yang akan dilakukan untuk memenuhi target SDM kesehatan masyarakat yakni bekerja sama dengan berbagai institusi alumni FKM yang ada di seluruh Indonesia dan di luar negeri. Dalam sambutan yang diberikan, Lina Handayani berharap FKM UAD akan menjadi kiprah bagi semua institusi di Indonesia. Saat ini kolaborasi yang telah terwujud adalah profesi akademisi dalam pengembangan jurnal kesmas menuju level internasional.
“Pembangunan kesehatan nasional merupakan permasalahan cukup serius yang dialami oleh Indonesia. Upaya yang dilakukan harus memiliki potensi yang bagus untuk dapat keluar dari permasalahan kesehatan. Dari dua belas masalah yang telah dikelompokkan, permasalahan yang cukup serius bagi Indonesia yakni pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Sebab masyarakat Indonesia sering menyepelekan permasalahan kecil yang dampaknya akan membesar,” jelas Henny Surendra, S.K.M., M.P.H., Ph.D., FRSPH.
Lebih lanjut ia menambahkan, arah kebijakan dan strategi nasional pembangunan kesehatan tahun 2020 hingga 2024 memiliki tujuan untuk mencapai cakupan kesehatan semesta, salah satunya dengan penguatan pelayanan kesehatan dasar. Adanya arahan yang diberikan merupakan upaya dalam meningkatkan kualitas SDM dalam bidang pelayanan kesehatan. Untungnya, masyarakat telah memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan sehingga dalam dunia kesehatan memiliki budaya gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
“Dampak pandemi terhadap penyakit menular di Indonesia telah menjadi permasalahan serius bagi kesehatan masyarakat. Salah satu dampak yang diberikan berupa penurunan kunjungan fasilitas kesehatan. Tidak hanya itu, penurunan ini disebabkan oleh kualitas tenaga kesehatan yang masih belum maksimal. Saat ini upaya yang dilakukan yakni memberikan arahan kepada tenaga kesehatan dalam penanggulangan penyakit menular, salah satunya menggunakan masker dan sering mencuci tangan,” tutup Henny Surendra. (rai)