Studi Pentas Teater 42 UAD Tampilkan “Tuhan, Tolong Bunuh Emak”
Komunitas Teater 42 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar studi pentas (stupen) yang kali ini bertajuk Tuhan, Tolong Bunuh Emak pada Senin, 20 Maret 2023 di Bale Gadeng, Sagan, Yogyakarta. Stupen ini merupakan kegiatan tahunan sekaligus wadah unjuk ekspresi dan kreasi generasi baru Komunitas 42.
“Stupen merupakan pementasan yang secara turun-temurun digelar untuk menyambut kawan-kawan yang baru bergabung dalam komunitas teater. Ini juga sebagai langkah awal mengenal lebih dalam tentang teater, semacam masa orientasi komunitas,” ungkap Rega Ade Pratama, Ketua Komunitas Teater 42.
Proses kreatif pementasan ini berlangsung selama 3 bulan, dari tahap pemilihan naskah, penggarapan, pementasan, hingga penikmatan. Sutradara stupen Rania Juliana mengungkapkan pemilihan naskah dilakukan secara musyawarah mufakat. “Siapa pun boleh mengusulkan naskah yang nanti kami pilih berdasarkan kesepakatan.”
Naskah Tuhan, Tolong Bunuh Emak gubahan Yessy Natalia, peserta kelas Menulis Lakon Salihara 2021 mendapat suara penuh kawan-kawan komunitas. Kisah yang diangkat dinilai realis dan tragedis, tentang Bekti dan segala ihwal yang membuat hati teriris. Naskah ini juga baru dihadirkan dalam bentuk drama audio, belum pernah dipentaskan sebelumnya.
Selama berproses, Rania membangun kepercayaan tim dengan menjaga kesehatan dirinya. Penggarapan teater merupakan proses yang berat, penting baginya untuk membangun iklim yang sehat dan menyenangkan. Rania yang pernah menjadi director film merasakan perbedaan kentara ketika menggarap film dan pementasan. Dan, itu menjadi tantangan tersendiri.
“Saya awam dalam dunia teater. Ini kali pertama menyutradarai sebuah pentas drama. Sebelumnya memang pernah menjadi director film untuk tugas mata kuliah, nah, saya penasaran bagaimana proses kerja dalam teater. Oleh karena itu, ketika ada kesempatan, saya mengajukan diri. Ada beberapa tantangan selama berproses, saya harus bisa menyesuaikan diri dengan orang-orang teater, orang seni. Kemudian, merombak naskah (beberapa bagian) hingga diterima sebaik mungkin.”
Lebih lanjut, ia menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja keras kawan-kawan komunitas hingga melahirkan pentas yang luar biasa. Ia juga bersyukur bisa bergabung dengan komunitas dan mengenal orang-orang hebat di dalamnya.
Sementara itu, Rega pun merasa senang dan bangga atas keberhasilan gelar stupen tempo hari. Ia berharap agar stupen terus terlaksana, sebagai pembawa napas baru bagi komunitas.
“Saya berharap, kawan-kawan yang telah melaksanakan ibadah stupen kemarin agar tidak berhenti dari proses-proses kreatif lainnya, apa pun proses itu. Menurut saya, teater itu seni yang mencakup banyak disiplin ilmu: sastra, musik, tata rias, tata cahaya, keaktoran, bahkan manajemen. Oleh karena itu, dari kisah-kisah dan sekilas pengamatan, berawal dari komunitas teater, soft skill mengenai aspek-aspek tersebut tentu akan terasah,” jelas Rega. (nov)