PGPAUD UAD Jalin Kerja Sama dengan University of Gloucestershire Inggris
Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGPAUD) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan kerja sama dengan University of Gloucestershire, Inggris. Hal tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan program Going Global Partnership 2023 yang telah diwakilkan oleh 2 dosen dan 3 mahasiswa Prodi PGPAUD UAD.
Adapun tema dalam program ini yaitu Enhancing Early Childhood and Inclusive Education Training through Developing Cultural Literacy. Program dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pendidikan inklusi pada anak usia dini, dan seluruhnya didanai oleh British Council.
Ega Asnatasia Maharani, M.Psi., Psikolog selaku dosen PGPAUD UAD menjelaskan tentang pendidikan inklusi di Indonesia dengan tajuk “Inclusive education in Indonesia ECE system and the Merdeka Belajar: Advancing equality in education”. Menurutnya, perkembangan pendidikan anak usia dini di Indonesia bermula dari munculnya Kindergarten “Frobel School” hingga lahir TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal dan Taman Lare.
Lebih lanjut, Intan Puspitasari, S.Psi., M.A. yang juga dosen PGPAUD UAD turut menyampaikan materinya tentang “The support of Muhammadiyah towards inclusive education in Indonesia”. Dalam penjelasan yang disampaikan, ia memperkenalkan Muhammadiyah dan gerakan Muhammadiyah yang turut mendukung kemajuan pendidikan, sosial, dan kesehatan di Indonesia.
“Muhammadiyah turut memberikan perhatian terhadap pendidikan inklusi. Salah satu komitmennya adalah memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bersekolah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah tanpa memandang ras, suku, atau agama,” jelasnya.
Sementara itu, Imamiatul Azizah selaku perwakilan mahasiswa PGPAUD UAD turut andil pula dalam menyampaikan terkait “Government handling in overcoming lack of inclusive education in villages”. Ia menjelaskan tantangan yang harus dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi di Indonesia dan bagaimana pemerintah memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Dalam penjelasan yang disampaikan, Azizah secara khusus menyoroti masalah pendidikan inklusif di pedesaan, karena masih terdapat berbagai pembatasan di pedesaan. (Han)