KKN UAD Gelar Sosialisasi Pembuatan Losida di Bausasran, Danurejan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu program pendayagunaan potensi mahasiswa untuk hidup di tengah lingkungan masyarakat secara langsung. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menerjunkan mahasiswa yang mengikuti KKN Alternatif Periode 87 pada awal Juni lalu. Kegiatan ini bertujuan melatih kepekaan mahasiswa untuk hidup bermasyarakat sekaligus mengimplementasikan ilmu yang telah didapat ke daerah-daerah tertentu. Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan dapat membantu proses pembangunan di daerah.
Daerah Kemantren Danurejan, Kelurahan Bausasran RW 04 menjadi salah satu lokasi dilaksanakannya KKN Alternatif UAD, yaitu kelompok II.B.2. Kelompok tersebut beranggotakan Annisa Inas, Ni Putu Angely, Septi Satiti, Arif Akbar, Adhitya P., Alwi Mubarok, Krisna Dewanggara, Shintya Purnama, dan Laeli S., dengan dosen pembimbing lapangan (DPL) Adhitya Rechandy, S.E., M.M.
Terdapat berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UAD Alternatif Periode 87 Unit II.B.2 di RW 04 Bausasran, Danurejan. Salah satunya adalah kegiatan sosialisasi pengolahan sampah organik yang dilaksanakan pada Selasa, 18 Juli 2023. Bertempat di lahan tanam daerah RW 04, Alwi salah satu anggota KKN Unit II.B.2 memberikan pemaparan materi sekaligus pelatihan pemanfaatan limbah organik rumah tangga bersama warga RW 04 Danurejan. Kegiatan ini diikuti oleh warga RW 04 Danurejan Sumber yang meliputi bapak-bapak, ibu-ibu, serta pemuda-pemudi setempat.
Annisa Inas selaku ketua menyampaikan bahwa salah satu pemanfaatan sampah organik adalah dengan menggunakan media losida (lodong sisa dapur). Losida merupakan sebuah media dari pipa paralon yang di bagian bawahnya terdapat lubang-lubang kecil. Kemudian pipa tersebut dapat diisi dengan sisa makanan, sayuran, buah-buahan maupun sampah organik lainnya. Setelah diisi sampah organik ditambahkan cairan campuran EM4 dan gula merah atau bisa dengan air cucian beras. Selanjutnya, dibiarkan kurang lebih 2–3 bulan hingga sampah-sampah terurai dan menjadi kompos. Kompos tersebut kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi berbagai jenis tanaman.
“Losida merupakan upaya termudah yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan sampah organik di lingkup rumah tangga,” jelas Annisa.
“Sebagian besar sampah yang dihasilkan itu adalah sampah organik. Maka dari itu, kegiatan sosialisasi pemilahan sampah organik dan anorganik sangat penting untuk dilakukan. Sampah organik sendiri dapat diubah menjadi kompos dan sampah anorganik bisa didaur ulang kembali menjadi barang yang dapat digunakan lagi. Pengelolaan sampah organik sangatlah mudah untuk dilakukan dengan memanfaatkan sisa sampah dapur rumah tangga,” tambahnya.
Terakhir, mahasiswa KKN UAD berharap edukasi tentang pengolahan sampah organik menggunakan media losida ini diharapkan dapat memberikan manfaat sekaligus kesadaran bagi masyarakat. Persoalan sampah jika dibiarkan terus-menerus akan menjadi masalah yang sangat serius. Oleh karena itu, pemanfaatan sampah harus dimulai dari lingkup terkecil yaitu rumah tangga. Dengan adanya kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi warga setempat untuk melakukan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga sehingga dapat mengurangi penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). (Lid)