Prodi BSA UAD Ikuti Workshop IQLAB Indonesia
Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menjadi salah satu peserta dalam acara workshop pengelolaan asosiasi Prodi BSA dan implementasi Merdeka Belajar Kampus Berdeka (MBKM) oleh Ittihad Aqsam Al-Lughah Al-‘Arabiyah Wa Adabiha (IQLAB) Indonesia. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Kamis‒Sabtu, 20‒22 Juli 2023 di Grand Zuri Hotel.
Tidak hanya BSA UAD saja, ada banyak universitas lain baik negeri maupun swasta yang turut hadir. Di antaranya Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Sumatra Utara (USU), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulung Agung, UIN Salatiga, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan UIN Alauddin Makassar.
Acara yang mengusung tema “Pengelolaan Asosiasi Prodi BSA dan Implementasi MBKM” ini diawali dengan pembukaan dari Dr. Uki Sukiman, M.Ag. selaku Ketua IQLAB Indonesia. Dalam sambutannya ia memaparkan tentang program-program yang sudah dilaksanakan oleh IQLAB seperti Surat Keterangan (SK) Akta Pendirian, situs web IQLAB, kurikulum, dan rekening resmi IQLAB.
Dra. Uswatun Hasanah, M.A. selaku Dewan Penasihat Asosiasi IQLAB turut hadir dalam kegiatan ini dan ditunjuk sebagai narasumber. Ia menyampaikan materi tentang Pengelolaan Asosiasi Prodi. Ia juga menuturkan bahwa tujuan dari workshop tersebut untuk menyusun Laporan Kerja Pengurus IQLAB periode 2019‒2023, Perumusan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), serta Program Kerja IQLAB untuk dikembangkan dan dikerjakan oleh pengurus berikutnya.
“Adanya workshop ini diharapkan mampu memberikan arah dan mapping kerja sama antar Prodi BSA yang kemudian diwujudkan dalam program MBKM antar Prodi,” ungkapnya.
Uswatun Hasanah menjelaskan bahwa ada beberapa mutu pembelajaran dan lulusan, di antaranya pembentukan standarisasi kualitas, penyusunan profil lulusan, penyusunan kurikulum yang mengacu pada capaian pembelajaran lulusan dan era Society 5.0, serta penyusunan bahan ajar bersama. Selain itu, kegiatan berbagi antara dosen native dan praktisi, perlunya pengembangan unit kompetensi profesi, kolaborasi kegiatan akademik melalui kegiatan seminar bersama ataupun workshop dan pengembangan, serta berbagi iptek terkait bidang keilmuan dan pendukung pembelajaran.
Tidak hanya sekadar penyampaian materi saja, dalam workshop tersebut juga terdapat diskusi dan tanya jawab. Seluruh peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan. Adanya workshop ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu pembelajaran maupun lulusan. (Zah)