HMPS PGSD UAD dan Komunitas Sedulur Plinteng Gunungkidul Edukasikan Permainan Ketapel
Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (HMPS PGSD) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Komunitas Sedulur Plinteng Gunungkidul (SPG) berhasil mengadakan pelatihan dasar mengenai pembuatan dan cara bermain ketapel. Pelatihan dasar ini melibatkan peserta remaja hingga orang dewasa dari berbagai karang taruna di Padukuhan Dongsari, Pacungan, Pudak, dan Padukuhan Pakel.
Dalam pelatihan ini meliputi cara pembuatan ketapel yang dihias corak batik khas desa, teknik dasar bermain ketapel yang aman dan etis, serta mengedepankan keselamatan dalam menggunakan alat ini. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa permainan tradisional ini dapat dimainkan dengan aman dan penuh tanggung jawab.
Proses pembuatan ketapel bukan hanya sekadar kegiatan kreatif, tetapi juga sebuah upaya untuk menjadikan ketapel sebagai ikon identitas desa. Proses ini diharapkan dapat memberikan sentuhan estetika dan keunikan yang menjadi ciri khas desa yang merepresentasi keindahan budaya dan warisan lokal.
“Harapannya agar pelatihan dasar ini dapat membawa manfaat yang nyata bagi masyarakat, tidak hanya dalam hal keterampilan, tetapi juga dalam memupuk semangat kebersamaan dan membangkitkan kembali minat terhadap permainan tradisional,” ujar Ella selaku Ketua pelaksana.
Perwakilan dari beberapa padukuhan mengungkapkan rasa terima kasih kepada HMPS PGSD dan komunitas SPG atas upaya dalam melestarikan permainan tradisional dan meningkatkan potensi kreatifitas masyarakat. Mereka berharap kegiatan ini dapat berjalan secara berkelanjutan serta mampu mencetak atlet ketapel untuk berkompetisi pada berbagai kejuaraan dan membawa nama baik desa di kancah yang lebih luas.
Ketua karang taruna Desa Tepus, Turis, menyampaikan terima kasih dan berharap program ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Tepus untuk selalu berkarya.
Selain untuk memperkenalkan kembali permainan tradisional, program ini bertujuan untuk merangkul masyarakat dalam pembuatan serta memberikan nilai tambah berupa ketapel dengan corak batik khas desa. Kegiatan ini juga membuka peluang bagi para peserta untuk terlibat dalam pengembangan lebih lanjut, sehingga dapat menghasilkan ketapel menjadi identitas desa. (Doc)