UAD Bekali Mahasiswa Asing dari Berbagai Program dan Negara
Sejak dibukanya batas antar negara pada tahun 2022, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menyambut kedatangan mahasiswa asing baru sebanyak 56 mahasiswa dan belum termasuk jumlah mahasiswa asing pada tahun sebelumnya telah belajar secara daring yang datang untuk belajar secara luring. Meskipun masih dalam suasana pasca pandemi COVID-19, jumlah ini termasuk besar.
Pada Kamis, 12 September 2023, mahasiswa asing yang telah tiba di Yogyakarta mengikuti Program Pengenalan Kampus (P2K) di Jogja Expo Center bersama mahasiswa Indonesia. Mereka memakai busana tradisional dari negara masing-masing dan berinteraksi dengan dosen serta mahasiswa lokal.
Para mahasiswa asing ini berasal dari berbagai program studi, di antaranya enam mahasiswa mengikuti program Darmasiswa, dengan perwakilan dari Sudan, Mesir, dan empat dari Tiongkok. Satu mahasiswa dari Tiongkok juga telah terdaftar untuk mengambil kelas Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Satu mahasiswa dari Yaman belajar di Program Studi (Prodi) Teknik Industri dengan beasiswa kerja sama Kedutaan Besar (Kedubes) Yaman dengan UAD.
Dalam program Asian International Mobility for Students (AIMS) sebanyak empat mahasiswa dari Republik Korea di Program Studi Sastra Indonesia, empat mahasiswa dari Universiti Malaya Malaysia di Prodi Bahasa dan Sastra Arab, dua mahasiswa University of Pahang Malaysia di Prodi Teknik Kimia. Sebanyak tiga belas mahasiswa dari mitra Filipina (Capiez State Unbiversity, Iloilo State University of Fisheries and Technology, dan University of Saint Anthony) mengikuti program Sea–teacher di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Selain itu, terdapat juga satu mahasiswa dari Thailand yang masuk di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris S1, dan satu mahasiswa Timor Leste masuk di Prodi Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO), kedua mahasiswa tersebut mendapatkan beasiswa UAD. Sementara terdapat lima mahasiswa mengikuti program short course, di antaranya dua mahasiswa dari Bangladesh, satu mahasiswa Myanmar, satu mahasiswa India, satu mahasiswa Malaysia, dan satu mahasiswa dari Vietnam.
Selain itu, terdapat satu mahasiswa reguler berasal dari Tiongkok, serta enam belas mahasiswa dari Guangxi University of Foreign Languages (GUFL), salah satu mitra UAD yang secara rutin mengirim mahasiswanya untuk mengikuti program Joint Degree maupun International Credit Transfer (ICT). Pada tahun ini, enam mahasiswa belajar dalam program ICT (3+1) dan sepuluh mahasiswa program Joint Degree.
Pada Kamis, 14 September 2023, Kantor Kerja Sama dan Urusan Internasional (KKUI) UAD menyelenggarakan agenda “Upacara Penerimaan dan Pembekalan” untuk 56 mahasiswa asing baru. Acara ini berlangsung di Masjid Islamic Center UAD sekaligus menjadi yang pertama kali digelar secara tatap muka setelah masa pandemi. Upacara dimulai dengan laporan dari Ida Puspita, S.S. M.A.,Res., Kepala Bidang Kerja sama Luar Negeri UAD. Kemudian, acara secara resmi dibuka oleh Kepala KKUI UAD, Ulaya Ahdiani, S.S, M.Hum.
Ida Puspita, menyampaikan, “Dengan bertambahnya 50-an mahasiswa internasional pada tahun ini di UAD, maka jumlah total mahasiswa aktif di UAD mencapai sekitar 200 orang dalam berbagai program dan negara. UAD sangat bersyukur dengan kembalinya animo mahasiswa internasional belajar di UAD pasca pandemi.”
Dalam agenda ini, mahasiswa asing mendapat pembekalan dari berbagai pihak yang diperlukan, yakni informasi Peraturan Izin Tinggal Keimigrasian yang disampaikan oleh Ihsan Joana Sudrajat, S.Tr.Im., selaku Analis Keimigrasian Ahli Pertama, yang mewakili Kantor Imigrasi Yogyakarta, Dr. Mhd. Lailan Arqam, S.Pd., M.Pd., Kepala Bidang Pendidikan AIK, memberikan pemahaman tentang tata krama dan sopan santun di Indonesia, khususnya di UAD, Ida Puspita, memberikan pembekalan mengenai cross cultural understanding, Intan Rawit Sapanti, S.Pd., M.A., Kaprodi Sastra Indonesia, memberikan Bimbingan Akademik, Asrikah Puji Lestari, M.Pd., perwakilan dari Biro Akademik dan Admisi UAD, menyampaikan informasi tentang proses administrasi mahasiswa internasional. Dan diakhiri dengan mahasiswa program Darmasiswa diminta untuk mengisi dan menandatangani kontrak kerja guna memantau perkembangan kemampuan bahasa Indonesia mereka selama satu tahun ke depan. (Doc)